Nusantarakini.com, Jakarta –
Setelah saya pelajari sejarah bangsa ini, kiranya saya berkesimpulan: inilah salah satu bangsa di dunia yang paling mudah disesatkan!
Hal ini didukung pula oleh budaya dan corak bahasanya yang tidak memiliki jejak perbandingan (tashrif), wazn, dan perubahan kata kerja (masa lalu-masa kini-akan datang). Akibatnya tidak ada cermin yang membandingkan.
Bila dewasa ini bangsa ini sebenarnya sudah dijarah dan dikuasai sistematis, dan tak ada timbul rasa sadar secara massal, itu dapat dimengerti. Karena mereka tidak dapat membandingkan apa yang terjadi, dengan apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang terjadi di negeri lain.
Bangsa ini juga suka cepat berpindah-pindah keyakinan dan budaya. Itu karena mereka berbuat hanya berdasarkan perasaan sentimentalnya saja. Siapa saja yang dapat memanipulasi sentimental bangsa ini, maka dia dapat pula menguasai dan menjerumuskan bangsa ini. Dan….lihatlah demokrasi, demikian mudah diterapkan di sini semudah menerapkan monarki, militerisme, kediktatoran, dan nanti pun apa saja sistem dapat saja diterapkan di sini, hatta totaliterisme global. Semua dapat dibangun pendukung butanya di sini. Di bangsa ini.
Kita dapat bercermin dengan mudahnya para manipulator menguasai massa lalu menggerakkannya ke sana kemari bagaikan suatu kulanan domba, hanya dengan suatu isu yang tak pernah dimasak dan dikunyah dengan tenang, jernih dan ketat. Begitu juga dengan mudahnya orang berpindah agama.
Tidak menutup kemungkinan, kelak agama Islam laiknya agama Hindu digantikan oleh popularitas agama Kristen di bangsa ini. Bayangkan, soal kaos saja sudah bisa menyesatkan massa pada bangsa ini.
Para politisi dari bangsa ini malahan menikmati kemudahan yang tersedia dari budaya bangsa ini yang gampang disesatkan. Bukannya terpanggil memperbaiki budayanya, malahan makin mengeksploitasinya. Itu pertanda para politisi memang sangat bajingan.
Syahrul E Dasopang/Pengkaji Sejarah