Nusantarakini.com, Jakarta –
KESEHATAN adalah hal yang paling berharga bagi diri kita. Kita akan merasakannya setelah kita terkena suatu penyakit. Rasa penyesalan seringkali hadir dikala sakit. Sebab, terkadang ketika sehat kita lupa untuk menjaga kesehatan diri.
Nah, jika kita tak ingin merasakan penyesalan di kemudian hari, alangkah lebih baik bagi kita untuk menjaga kesehatan diri. Dalam hal ini, kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh sosok penyeru pada kebaikan, panutan bagi umat Muslim Rasulullah ﷺ. Memang, apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam menjaga kesehatan diri?
Pertama, Selalu bangun sebelum shubuh. Rasulullah mengajak umatnya untuk bangun sebelum shubuh untuk melaksanakan shalat sunah, dan shalat shubuh secara berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam. Di antaranya mendapat limpahan pahala, kesegaran udara shubuh yang baik terutama untuk menjaga diri dari berbagai penyakit, serta memperkuatkan akal pikiran.
Kedua, aktif menjaga kebersihan. Rasulullah senantiasa bersih dan rapi. Setiap Kamis atau Jum’at, beliau selalu mencuci rambut halus di pipi, memotong kuku, bersikat serta memakai minyak wangi. sebagaimana hal ini tercantum dalam sabdanya, “Mandi pada hari Jum’at adalah sangat dituntut bagi setiap orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman,” (HR. Muslim).
Ketiga, tidak pernah makan berlebihan. Rasulullah bersabda, “Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan),” (Muttafaq Alaih).
Perlu diketahui bahwa, dalam tubuh manusia ada tiga ruang untuk tiga benda; sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Oleh sebab itu, gunakanlah sesuai porsinya. Jangan sampai makanan yang lebih banyak mengisi ruang. Alangkah lebih baik, jika kita melakukan puasa. Dengan begitu, kesehatan tubuh kita akan seimbang.
Keempat, gemar berjalan kaki. Rasulullah berjalan kaki ke masjid, pasar, medan jihad dan mengunjungi rumah sahabat. Berjalan kaki memang mampu melancarkan peredaran darah. Sehingga, hal ini baik dilakukan untuk mencegah penyakit jantung.
Kelima, tidak suka marah. Nasihat Rasulullah ‘jangan marah’ diulangi sampai tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasad, tetapi lebih kepada kebersihan jiwa.
Ada terapi yang tepat untuk menahan perasaan marah yaitu dengan mengubah posisi ketika marah. Misalnya ketika berdiri maka hendaklah kita duduk. Dan apabila sedang duduk, maka berbaringlah. Kemudian bacalah ta’awwudz, kerena marah itu datangnya dari syetan. Selanjutnya, segera berwudhu’ dan laksanakanlah shalat dua rakaat untuk mendapat ketenangan serta menghilangkan rasa gundah di hati.
Keenam, optimis dan tidak putus asa. Sikap optimis memberikan kesan emosional yang mendalam bagi kelapangan jiwa. Selain itu, perlu juga bagi kita untuk selalu bersikap sabar, istiqamah, bekerja keras serta tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketujuh, tidak pernah iri hati. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan dan kesehatan jiwa. Mohonlah pada Allah agar kita terhindar dari sifat buruk ini.
Kedelapan, pemaaf. Sifat pemaaf merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk memperoleh ketentraman hati dan jiwa. Dengan memaafkan orang lain, maka diri kita akan terhindar dari belenggu kemarahan. [ano/mc]
*Sumber: Tahfizh TV