Nusantarakini.com, Jakarta –
Setya Novanto kasian sekali. Sudah memberi dukungan politik bagi rezim Jokowi, rupanya tetap menjadi sasaran hukum. Berharap lolos dari tembakan hukum, tapi tidak bisa.
Lebih tragisnya lagi, sudah dua kali masuk rumah sakit, masih saja terus diuber oleh tangan kekuasaan rezim. Muncul pertanyaan: apa yang diuber dari Setya Novanto?
Apa lagi kalau bukan kekuasaan itu sendiri. Setya Novanto bagi rezim sudah bagaikan sepah. Dukungan partainya pada rezim, tanpa Setya Novanto pun sudah dapat digamit. Di lain sisi, ada indikasi bahwa pengorbanan Setya Novanto diam-diam diharapkan juga oleh intrik-intrik internal partainya. Selain itu, KPK juga ingin membuktikan bahwa tajinya masih tajam. Pada akhirnya semua hanya drama pertunjukan kekuasaan untuk mengelabui rakyat yang bodoh. Di lain pihak lagi, rezim ingin menyandera musuh laten politik mereka yang terlibat dalam kasus korupsi KTP elektronik.
Ini mengingatkan peristiwa yang menimpa Anas Urbaningrum tentang sifat kekuasaan yang menganut sikap habis manis sepah dibuang. Betul-betul khas Indonesia.
Maka berhati-hatilah dengan sekutu politik di Indonesia. (K19)
