Nusantarakini.com, Jakarta –
Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI) Yudi Syamhudi Suyuti mengatakan bahwa untuk menjadi masyarakat multi kultural tentu tidak bisa beranjak tanpa akar sosio kultural, yaitu masyarakat pribumi.
“Perjuangan memperkuat hak-hak rakyat pribumi adalah pencapaian keadilan dan kesetaraan. Bukan sebagai bentuk rasisme. Karena pribumi adalah fakta,” tutur Yudi kepada Nusantarakini.com, Jakarta, Sabtu malam (28/10/2017).
Lebih lanjut Yudi menyampaikan, bagaimana mungkin kita sebagai pribumi diam saja merasakan ketimpangan sosial, ekonomi dan politik yang timpang dengan warga negara non pribumi.
“Sementara kita bicara tentang hak asasi manusia atau dalam spesifik Indonesia, kemanusiaan yang adil dan beradab. Dan jika persepsi pribumi diciptakan sebagai gangguan, ini justru karena Negara tidak berusaha menciptakan keadilan. Sebabnya karena Negara justru dikuasai para pencipta rasisme di masyarakat. Selamat kebangkitan pribumi,” tegas Yudi.
Sementara itu, Dewan Penasehat MRI, Sri Bintang Pamungkas, menegaskan, bahwa Pribumi Indonesia harus radikal dan intoleran terhadap komunis, anti agama, anti pribumi dan segala bentuk penjajahan. [mc]
