Nusantarakini.com, Jrakarta –
Energi yang meresap di jiwa merupakan sesuatu yang subjektif. Berapa banyak orang kita lihat seolah tak pernah lelah berkreasi dan berjuang tanpa henti, apakah rahasianya? Demikian pikiran kita bertanya.
Seorang pemimpin akan merasakan energi yang hampir tak terhingga manakala orang-orang yang dipimpinnya memberikan kesetiaan yang tak diragukan kepadanya.
Ketika orang yang dipimpinnya menyerahkan pengorbanan untuk kebaikan pemimpinnya, saat itu juga transfer energi kepada si pemimpin terjadi.
Si pemimpin itu akan berlipat ganda energinya untuk memperjuangkan kepentingan bersama orang-orang yang dipimpinnya.
Fenomena ini semacam gejala ghaib yang jarang tertangkap oleh mata.
Demikianlah kita melihat peristiwa yang terjadi antara Nabi Muhammad sebagai pemimpin dan pengikut-pengikutnya yang berkorban tanpa pamrih. Akibatnya energi Muhammad untuk mengatasi tantangan hidup dan kepemimpinannya nyaris tanpa surut.
Kita lihat betapa kesetiaan para pengikutnya dan sahabat-sahabatnya kepada dirinya nyaris tak ada bandingannya dalam sejarah kemanusiaan. Dan sebenarnya, di situlah letak rahasia kekuatan dan kemenangannya.
Tapi untuk mencapai kesetiaan mutlak tersebut kepada dirinya, pengorbanan dan integritas pribadi Muhammad di mata rakyatnya tak ada cela dan sempurna sekali. Ini menjadi pelajaran bagi setiap pemimpin yang mengharapkan kemenangan bagi perjuangannya. (bgt)
