Nusantarakini.com, Jakarta –
Keluarga terbaik adalah keluarga Nabi Muhammad Saw. Suami terbaik ialah Rasulullah. Isteri-isteri terbaik akhlaknya ialah isteri-isteri Rasulullah. Isteri-isterinya tunduk di bawah kekuasaan dan bimbingannya tanpa reserve.
Kendati demikian, bukan berarti isteri-isterinya diperlakukan layaknya hamba. Isteri-isterinya masih dapat berfungsi sebagai kawan bertukar pikiran yang dibutuhkan bagi Nabi.
Isteri-isterinya pun dapat menempatkan diri sebagai penunjang perjuangan dan peringan beban bathin bagi Nabi. Mereka hampir tidak pernah melanggar etika sebagai isteri, yaitu sebagai orang kedua di dalam rumah tangga.
Sekarang yang kerap bikin rusak keharmonisan keluarga saat isteri melanggar perannya sebagai orang kedua di dalam rumah tangga saat suami masih hadir dan hidup. Demikian juga, kerusakan moral dan spirit keluarga terjadi saat suami membiarkan isteri melanggar hak dan wewenangnya sebagai orang pertama di dalam keluarga.
Isteri yang melanggar area suami, baik oleh karena tuntutan pribadi si isteri, maupun oleh karena kerelaan suami untuk dilanggar areanya sebagai orang pertama di dalam keluarga, pada akhirnya akan merusak mental, suasana dan keutuhan rumah tangga.
Betapa pun orang Barat yang berlagak persamaan gender mengizinkan perempuan melanggar kedudukan suami sebagai orang pertama dan yang berdaulat penuh di dalam sebuah rumah tangga, dan sebagian suku bangsa di Indonesia yang menganut matrilineal, tetap hal itu akan membuat keadaan rumah tangga jadi kacau balau, karena seolah ada dua person yang memerintah dan didaulat dalam sebuah keluarga.
Setiap tatanan dengan dua yang berdaulat, musti akan membawa bentrokan dan akhirnya hancur dan tidak membawa ketenangan.
Di alam raya ini pun, hanya ada satu Tuhan yang Maha Memerintah. “Sekiranya di langit dan di bumi itu ada Tuhan selain Allah, sungguh keduanya akan rusak binasa” kata Al-Qu’an. Jika di dalam rumah tangga ada penguasa tertinggi selain suami, misalnya isteri berlagak sebagai penguasa pula, maka rusaklah tatanan dan moral keluarga tersebut.
Karena itu, atas nama apa pun, atas nama tuntutan kebudayaan modern misalnya, isteri tidak bisa melanggar kekuasaan dan area suami sebagai orang pertama dan berkuasa penuh di dalam kelangsungan rumah tangga. Di aras itulah, keutuhan dan keharmonisan rumah tangga dibangun. Inilah prinsip yang ajarkan sunnah Nabi. Soalnya sekarang, apakah Anda inginkan keluarga harmonis akibat amalkan sunnah atau keluarga kacau balau akibat terapkan sunnah Barat dan jahiliyah?
~ Sungai Embun