Nusantarakini.com, Jakarta –
Hari ini pameran ekonomi kreatif berlangsung di Kemayoran Jakarta Pusat.
Kendati sudah terlembagakan dalam struktur negara, ekonomi kreatif belum sepenuhnya populer sebagai alternatif mencapai kesejahteraan umat.
Ini berarti pekerjaan rumah dari Badan Ekonomi Kreatif untuk memasyaratkan lapangan ekonomi yang satu ini masih perlu ditingkatkan.
Ekonomi kreatif memiliki cabang-cabang ekonomi yang banyak. Mulai dari film, percetakan, teknologi informasi hingga pariwara.
Negara seperti Inggris, sektor ekonomi yang satu ini menyumbang besar bagi kesejahteraan negara tersebut.
Di Indonesia, sejatinya sektor ini cukup menjanjikan dan berpeluang besar. Apalagi Indonesia memiliki “bapak” ekonomi kreatif kelas dunia, yaitu BJ Habibie.
Penghasilan paten yang ditemukan oleh BJ Habibie yang menghasilkan pendapatan bagi dirinya, tidak habis seperti halnya batu bara dan minyak bumi.
Umat harusnya dapat terinspirasi dari BJ Habibie yang kaya dari hak paten temuannya.
Ekonomi kreatif juga berpeluang untuk mengembangkan kapasitas bangsa di hadapan negara-negara di dunia. Semakin banyak temuan yang dapat diaplikasikan dalam praktik bisnis, maka semakin kaya suatu bangsa. Itulah rahasia kekuatan negara-negara maju.
Umat Islam sebagai komponen utama bangsa Indonesia, harus menjadi terdepan untuk mengeksplor ekonomi kreatif demi kemandirian dan kesejahteraan mereka. Ini juga menjadi jawaban atas ancaman penjajahan ekonomi oleh asing yang belakangan makin gencar melalui proksi-proksi lokal mereka di Indonesia.
Jika Anda ingin melihat perkembangan ekonomi kreatif, Anda dapat berkunjung ke Kemayoran mulai hari ini. (htr)