Nusantarakini.com, Jakarta –
Dokter Ferihana diundang oleh Kick Andy sebagai salah seorang dokter yang menginspirasi karena kerja-kerja kemanusiaan dan kepeduliannya yang hebat di tengah kesan banyak orang bahwa profesi dokter tidak lebih dari pada mesin uang.
Tapi karena penampilannya bercadar, seorang yang menamakan dirinya Wei Young menghina penampilannya sebagai “pakaian yang provokatif” hingga melontarkan umpatan: “sebagai seorang dokter dan manusia anda sungguh MUNAFIK dan MEMALUKAN..”.
Menanggapi hinaan tersebut, dokter Ferihana menanggapi dengan sangat menakjubkan.
Berikut tanggapan dr. Ferihana di akun fbnya:
Selamat siang Bapak Wei Young (hadakallah/semoga Allah memberimu hidayah).
Menanggapi komentar Bapak tentang diri saya di page Kick Andy Show, perlu saya sampaikan.
Yang pertama,
Dalam agama saya, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan untuk senantiasa mengasihi sesama. Bahkan, Nabi menyantuni kerabat dan tetangga beliau yang bukan muslim, baik itu Yahudi dan Nasrani. Dan itu tertulis nyata dalam ayat dan hadits shahih yang tak ada keraguan akan kebenarannya. Inilah yang selalu saya terapkan dalam sikap saya bermasyarakat.
Yang kedua,
Saya mengerti Bapak berbeda keyakinan dan ras dengan saya, namun saya menasihatkan untuk Bapak hendaknya belajar berkomentar yang baik dan tidak memojokkan dan merendahkan agama lain. Pakaian saya bukanlah pakaian provokasi namun demikianlah ajaran agama saya, yang ini merupakan sunnah Nabi kami yang mulia.
Bapak perlu mengetahui, saya pun pernah bertugas melakukan pelayanan kesehatan di sekolah Nasrani, disana terdapat para biarawati dan semua muridnya berbeda keimanan dengan saya, namun alhamdulillah saya tetap mengedepankan pelayanan yang terbaik.
Dan alhamdulillah, sudah terbukti oleh masyarakat sekitar juga dari para pasien dari tempat yang jauh, bahwa saya belum pernah dan tidak pernah membedakan pelayanan dalam agama, suku, ras, jenis kelamin dan sebagainya.
Bapak juga perlu mengetahui, bahwa apa yang saya lakukan ini diakui oleh teman-teman saya yang non muslim, dan mereka memuji dan menyayangi saya karena saya tak pernah sekalipun bersikap membedakan dengan mereka.
Yang ketiga,
Saya adalah seorang dokter yang terikat dengan sumpah profesi. Sehingga kami dilarang membedakan pelayanan karena jenis kelamin, suku, agama dan ras. Selama ini saya bersyukur, bahwa yang hadir di klinik saya justru banyak dari non muslim dan etnis Tionghoa. Mereka memeluk saya dan senang menerima pelayanan dari saya dan tim. Kami justru memperlakukan yang berbeda keyakinan dengan kami, dengan pelayanan yang terbaik.
Yang ke empat,
Empati tidaklah dinilai dari pakaian, namun dari bukti nyata berupa kasihsayang dan pelayanan kita kepada masyarakat. Bapak perlu mengetahui sembako gratis yang dibagikan di klinik kami, juga kami berikan kepada mereka warga non muslim yang tidak mampu dan ini telah berjalan sekian tahun.
Yang terakhir Bapak Wei Young,
Mari kita menjaga lisan dan tulisan kita. Sungguh lisan dan tulisan kita adalah cerminan dari apa yang ada dihati kita. Jika apa yang keluar melalui lisan dan tulisan adalah baik, maka itulah cerminan baiknya hati kita. Demikianlah pula sebaliknya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Bapak.
Terima kasih. (sed)