Nusantarakini.com, Jakarta –
Apa yang terjadi pada Timor Leste seharusnya menjadi buah pelajaran untuk Indonesia, bagaimana ‘berbahayanya membuka pintu imigran atau pendatang dari Cina, Inilah Kisah awal Timor Leste ‘dikuasai’ Cina.
Beijing telah memberikan jutaan dolar AS untuk membangun istana kepresidenan baru, kantor kementerian luar negeri, dan markas besar militer Timor Leste.
Ketiga bangunan itu adalah struktur bangunan baru yang paling impresif di Dili, dan membuat Australia berkerut ketinggian. Apalagi negeri satu ini menganggap Timor Leste ada dalam jangkauan pengaruhnya.
Profesor Hugh White dari Pusat Studi Strategis dan Pertahanan pada Universitas Nasional Australia (ANU), berkata pada radio ABC bulan lalu bahwa kepentingan Cina di Timor Leste mesti diawasi Australia.
“Orang Australia selalu sangat sensitif terhadap kekuatan-kekuatan besar yang memproyeksikan kekuatannya ke bagian dari dunia kita…” katanya.
Bagian yang paling disorot media Australia adalah pembelian kapal patroli kelas Shanghai buatan 1960-an oleh Timor Leste seharga 25 juta dolar AS, yang dikhawatirkan Australia sebagai meningkatnya kerjasama militer Beijing dan Dili.
Presiden Timor Leste ini menambahkan bahwa kalau mau Cina lah yang untung, setelah Timor Leste memberinya kontrak perdagangan besar dengan satu perusahaan Cina untuk membangun sebuah pembangkit listrik di luar kota Dili.
“Ini proyek senilai 400 juta dolar yang dibiayai secara eksklusif oleh kami, sehingga bantuan apapun yang diberikan China dalam 10 tahun terakhir Anda bisa lipatkan 10 kali dari itu tidak akan pernah mencapai perjanjian bisnis yang telah kami tandatngani dengan mereka,” demikian Ramos Horta.
Kini Perekonomian Timor Leste di ‘operate’ oleh Cina Akibat adanya perjanjian, dengan mengatasnamakan infrastruktur; pemerintah Timor Leste tergiur oleh penawaran China, hingga akhirnya perjanjian utang pun dilakukan oleh negara bekas wilayah Indonesia ini.
Sebagai imbalan, Cina dapat bebas memasukkan sebagian besar warganya dengan alasan sebagai tenaga kerja proyek-proyek yang disepakati kedua pemerintah.
Kini tengoklah ibukota Timor Leste, hampir tak jauh di tiap sudutnya tampak usaha usaha milik orang Cina yang didatangi langsung dari negerinya. Dari rumah makan, toko sembako, hingga klinik kesehatan kini telah menjamur di Dili ibukota Timor Leste dan semua milik imigran atau pendatang dari Cina.
Semua akibat dari hubungan ekonomi antara Pemerintah Timor Leste dengan pemerintah Cina dalam proyek pembangkit Listrik.
Hingga akhirnya Australia yang dulu mengambil untung dari pengelolaan minyak lepas pantai Timor Leste harus minggir oleh hegemoni Cina di semua sektor ekonomi Timor Leste, termasuk penguasaan sumber-sumber minyak baru yang ada, banyak ditemukan tulisan atau huruf China sebagai pertanda dikelola oleh perusahaan Cina.
Banyak yang tidak mengetahui, kini Timor Leste tak ubahnya bagian provinsi dari Cina; karena begitu pesatnya kedatangan imigran asal Cina serta alasan pembangunan infrastruktur dimana-mana.
Sekarang sangat mudah menemukan Orang Cina di Timor Leste. Bahkan Australia memperkirakan tak lama lagi, keberadaan mata uang USDollar yang biasa dipakai buat transaksi di Timor Leste akan digantikan dengan Yuan.
Untuk hal terkait Militer, Cina juga telah membangun pusat radar pesawat serta pembangunan pangkalan militer untuk angkatan lautnya di Timor Leste. Lantas, apakah Indonesia akan seperti Timor Leste..?
Dikuasai diam-diam dengan alasan utang dan pembangunan Infrastruktur, dan akhirnya semua sektor ekonomi dikuasai oleh Cina. Maukah kita sebagai Bangsa besar diperlakukan seperti itu..?
Hanya jadi “babu” dan pelayan di negeri sendiri. Miris sekali….. [mc]
*Bunyan Marcus, Penulis Lepas. (sumber: Facebook)