Nusantarakini.com, Jakarta –
Di suatu pagi hari telpon rumah saat berdering. Dari seberang terdengar suara seorang perempuan: “Salaamu laykum”. Cara salam seorang muallaf, bahkan mungkin saja non Muslim.
Setelah saya jawab sang wanita itu lanjut bertanya: “Is this Brother Shamsi?”.
“Yes I am”, jawab saya.
“I have been looking for you for over three months”, lanjutnya.
“Oh what’s I can do for you?”, tanya saya.
“Are you the one recited the Qoran at the Yankee event 3 months ago?”, tanyanya.
“Yes I was”, jawab saya singkat.
“Actually I have been looking for you since then”, katanya.
Lalu beliau bercerita panjang, apa yang terjadi ketika dan setelah mendengarkan lantunan ayat-ayat itu. Kata beliau: “walaupun ketika itu saya adalah seorang Kristen, tapi tanpa saya sadar saya meneteskan airmata mendengarkan bacaan Al-Quran itu”.
Setah selesai mendengarkan ayat-ayat itu dia keluar ke jalan bertanya kepada orang tentang bacaan itu. Salah seorang yang sedikit paham Islam memberitahu jika yang dibaca itu adalah “the Muslim book” (bukunya orang Islam).
Sang wanita tadi bersegera ke perpustakaan meminjam bukunya orang Islam. Ternyata yang dimaksud adalah Al-Quran.
Singkat cerita, beliau membaca Al-Quran itu (terjemahan) selama tiga bulan berturut-turut. Dan apa yang terjadi? “Setiap malam saya pastikan membacanya sebelum tidur. Dan setiap kali saya selesai membaca Al-Quran itu saya merasa puas dan tenang, bahkan nyenyak dalam tidur”, kata beliau bersemangat.
Setelah tiga bulan membaca Al-Quran itu beliau sudah tidak tahan dan ingin ketemu Muslim. Ternyata tidak jauj dari rumah beliau ada sebuah masjid kecil dan tanpa nama.
Setelah mencari ke sana kemari, seseorang memberitahu tentang keberadaan masjid itu. Beliau pun ke mesjid itu dan mengikrarkan syahadat: “laa ilaaha illallah-Muhammadan Rasulullah”.
Sebuah sentuhan Rabbani melalui lantunan ayat-ayat Al-Quran. Sungguh maha dahsyat kekuatan Al-Quran itu. Dan di saat jiwa-jiwa tersentuh maka niscaya akan bertekuk lutut keharibaan KebenaranNya. Allahu Akbar!
Memori 15 tahun silam di kota New York. Cynthia meninggal tahun 2007. Beliau ada penyakit diabetes. Afro American. Saya sendiri hanya ketemu sekali.
*Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation. [mc]