Nusantarakini.com, Jakarta –
Aktivis 98 yang sudah malang melintang dalam “dunia persilatan” Haris Rusly, mengatakan bahwa keadaan dunia dan Indonesia saat ini dapat didekati dengan pendekatan teori siklus dan spiral. Dia menegaskan bahwa kita sedang memasuki “Siklus Barbarian.”
“Persis seperti Piramida yang runtuh menjadi hamparan tanpa stratifikasi, baik stratifikasi pengetahuan maupun stratifikasi sosial,” ucap Haris Rusly kepada Nusantarakini.com, Jakarta (2/7/2017).
Pria yang akrab dipanggil Mothi ini menuturkan, bahwa dunia hari ini dibentuk oleh revolusi industri di Inggris dan revolusi sosial di Perancis yang melahirkan berbagai turunan filsafat, ideologi dan teori yang mempengaruhi mindset manusia, masyarakat dan bangsa.
“Situasi saat ini tak bisa lagi dijelaskan pakai teori dan ideologi produk revolusi industri tersebut,” terangnya.
Menurut Mothi, jika menggunakan pendekatan spiritual Hindu yang membagi tiga fungsi Ketuhanan. Yaitu: Fungsi Penciptaan (Brahma), Fungsi Pembangunan (Wisnu) dan Fungsi Peleburan atau Penghancuran (Siwa), maka pendekatan yang dapat digunakan dan sedang berlangsung saat ini adalah Fungsi Siwa (Penghancuran atau Peleburan).
“Agak sulit menjalankan fungsi Wisnu saat ini, karena dalam filosofi Wisnu, untuk Membangun butuh kekayaan atau harta. Karena itu Dewa Wisnu didampingi oleh Dewi Laksmi atau Dewi kekayaan,” jelasnya.
“Tak mungkin saat ini kita bisa membangun. Duitnya dari mana? Harta dan kekayaan di dunia sepertinya sedang ngumpet,” imbuh Mothi.
Karena itu, kata Mothi, sebaiknya Jokowi menjalankan fungsi Siwa, yaitu fungsi Penghancuran atau Peleburan. Namun untuk menghancurkan, dalam filosofi umat Hindu butuh Kekuatan dan Kesaktian. Karena itu Dewa Siwa didampingi Dewi Parwati atau Dewi Kesaktian.
“Demikian juga fungsi Brahma atau Penciptaan sangat sulit dijalankan di era “Barbarian” saat ini, ketika yang hoax bercampur dengan yang benar, yang asli berbaur dengan yang palsu,” terangnya.
Mothi menuturkan, dalam filosofi Hindu, untuk menciptakan (inovasi) butuh Pengetahuan, karena itu Dewa Brahma sebagai Pencipta didampingi oleh Dewi Saraswati atau Dewi Pengetahuan.
“Mari menyambut siklus “Barbarian!”, pungkas Mothi mengakhiri penuh semangat. [mc]