Nusantarakini.com,Jakarta –
Kalau tidak mampu memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sudah makin merajalela, siapa pun dan mau bicara apa pun gak bakal saya percaya.
Saya ibaratkan seperti orang yang beternak ayam dan memelihara ular ganas yang besar, tetapi dalam satu kandang yang sama. Ya pastinya yang gendut-gendut dan panjang-panjang itu cuma ularnya saja, sedangkan ayam dan telurnya tidak akan pernah bisa bertambah dan berkembang.
Pastinya juga, yang akan terjadi adalah telur beserta ayam-ayam itu akan habis terus menerus dimakan oleh ular-ular besar ganas dan berbisa itu. Akibatnya peternakan ayam pun akan mengalami kerugian secara terus menerus yang sampai pada akhirnya bangkrut atau gulung tikar.
Kemudian agar bisa bertahan si peternak ayam harus melakukan secara terus menerus untuk meminjam uang dari tetangga. Serta pada akhirnya juga hutang menjadi menumpuk bergunung-gunung banyaknya.
Kejadian itu pun akan seperti ular yang sedang melilit leher mangsanya, kandang ayam pun akan hancur berantakan. Sehingga ular-ular berbisa dan ganas itu juga akan menerkam si peternak ayam itu semuanya, dan pada akhirnya ular-ular itu tinggal melarikan diri dari kandang ayam.
Ada sebuah pepatah Cina kuno dengan menggunakan bahasa khek atau Hak Ka Fo, “Jong Kai Pun Sa Sit Kai, Kito Bui Ci Keu”.
Yang artinya, “Beternak ayam akan tetapi pelihara Ular juga untuk makan ayam yang diternak itu , jadi harus berapa banyak modal ayam yang mampu untuk mencukupi makanan ular itu”.
Solusinya jika ingin beternak ayam dan meraih kesuksesan, jangan sekali-kali secara bersamaan memlihara ular ganas dan berbisa dalam satu kandang yang sama.
Justru agar ayam dan telurnya bisa berkembang dan bertambah hingga sukses, maka setiap ada ular ganas dan tikus yang datang harus dibasmi sampai ke sarang-sarangnya. Juga harus menggunakan ahli atau pawang ular untuk membasmi ular ganas dan tikus-tikus itu.
Kesimpulannya, negara dan bangsa dijamin pasti maju dan makmur jika tidak ada ular besar ganas dan tikus-tikus dalam kandang ayam. [mc]
*Kan Hiung alias Mr. Kan, Pengamat Politik dan Hukum, tinggal di Jakarta.
