Nusantarakini.com, Jakarta –
Tidak akan ada kerusakan negara yang bisa diperbaiki, jika korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sudah makin merajarela tidak diperbaiki dengan segera dan cara yang maksimal. Mengapa?
Karena saya sangat yakin segala sistem hukum dan tata negara, segala isi sumber kekayaan alam yang ada di dalam bumi ibu pertiwi, segala sarana prasarana, kehidupan kerukunan umat beragama, dan kemiskinan yang semakin ekstrem.
Beserta segala bidang pertahanan, perekenomian, pendidikan, kebudayaan, politik, ketinggalan jauh dari teknologi canggih yang ada di dunia, keuangan atau cadangan devisa negara yang sangat lemah.
Beban hutang negara yang makin menumpuk, nilai rupiah yang makin melemah atau menurun (posisi kurs US dollar Rp. 13.325) dan segala pembangunan infrastruktur.
Semua itu tampak rusak, hanya dikarenakan korupsi (KKN) yang sudah merajalela sejak dahulu dan hingga sekarang tampak jelas makin merajalela.
Seharusnya, semua itu adalah faktor-faktor yang bisa menunjang kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara, akan tetapi rusak semua dikarenakan korupsi (KKN) yang tidak diberantas dengan baik dan cara yang maksimal.
Tampak jelas sekali, tidak lain kelemahan terbesar negara adalah hukuman yang terlalu ringan terhadap para koruptor (KKN). Sehingga menurut saya para koruptor itu tidak pernah merasa takut atau tidak adanya efek jera yang maksimal.
Negara rusak dan akan hancur bukan karena apapun. Bukan juga karena pihak asing, bukan karena suku, ras dan agama. Akan tetapi negara rusak dan akan hancur lebur pastinya hanya dikarenakan korupsi (KKN) yang makin merajalela.
Jadi kelemahan terbesar negara dari dulu hingga sekarang adalah sistem dan cara pemberantasan korupsi (KKN) yang terlalu lemah atau bisa saya katakan cara pemberantasan yang salah.
Solusinya adalah segera dan setegas-tegasnya untuk memberantas korupsi (KKN) dengan maksimal sampai ke akar-akarnya, Karena penyakit utama negara adalah KKN. [mc]
*Kan Hiung alias Mr. Kan, Pengamat Politik dan Hukum, tinggal di Jakarta.
