Nusantarakini.com, Jakarta –
Kasus Habib Rizieq melawan rezim Jokowi kini makim kompleks dan meningkat status menjadi berdimensi internasional. Sebabnya ialah Arab Saudi makin terang-terangan berdiri di belakang Habib Rizieq dalam melawan siasat hukum rezim Jokowi. Indikasinya adalah dengan memberikan perpanjangan visa dengan status unlimited kepada Habib Rizieq, tokoh paling berpengaruh di Indonesia dalam melawan rezim Jokowi.
Sebagaimana disadari banyak orang, Arab Saudi itu bukan negara sembarangan. Pengaruhnya terhadap dunia Islam, Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan dunia, jelas di atas Indonesia saat ini, kecuali di era yang lain.
Ketika Habib Rizieq diberi perpanjangan visa tanpa batas alias unlimited, itu berarti kasus yang melingkupi Habib Rizieq telah meningkat menjadi berstatus internasional. Suka tidak suka, Indonesia tidak bisa sembarang ciduk Habib Rizieq di Arab Saudi, kecuali siap konfrontasi dengan negeri yang kini tengah melebarkan pengaruhnya itu.
Pemerintahan Jokowi yang mengklaim bahwa Habib Rizieq bersalah secara hukum kini bagaikan macan ompong karena tidak akan sanggup memaksa Habib Rizieq menghadap ke penyidik.
Kasus ini sangat menarik, karena kompleks dan berdimensi banyak. Namun satu yang pasti sekarang, kasus ini telah meningkat dimensinya menjadi internasional. Di sini diuji keabsahan pasal dan alasan yang dituduhkan kepada Habib Rizieq sebagai pelaku asusila lewat chat di WA bersama Firza Husein.
Publik jelas tidak yakin dengan tudingan itu. Selain itu, kekuatan rezim Jokowi diuji, apakah sanggup memaksa Arab Saudi mendeportasi Habib Rizieq, sejauh ini jelas tidak sanggup mengingat hubungan pemerintah Jokowi dengan Arab Saudi tidaklah bersifat khusus.
Apalagi Indonesia absen dari persekutuan pertahanan dunia Islam dengan Arab Saudi. Malahan Malaysia lebih dekat dengan Arab Saudi.
Karena itu, dipastikan rezim Jokowi akan bekerja ekstra untuk berkomunikasi dengan Arab Saudi agar tidak memproteksi Habib Rizieq. Namun sebagai negara besar dan punya ambisi kepemimpinan terhadap dunia Islam, tentu lebih baik bagi Arab Saudi memproteksi Habib Rizieq dari kejaran aparat hukum Indonesia ketimbang menyerahkannya ke rezim Jokowi. Sebab, bagi umat Islam, Habib Rizieq adalah pimpinan umat yang sebenarnya.
Karena itu, salah satu tendensi yang mulai tampak saat ini, rezim Jokowi dan aparatusnya berusaha keras mengubah citranya dari semula kasar terhadap umat menjadi lembut dan ramah. Tentu saja hal ini dengan maksud merebut pengaruh pengaruh terhadap umat di tengah kepergian Habib Rizieq ke Arab Saudi.
Beragam kampanye persuasif digalakkan oleh rezim, di antaranya memamerkan diri sebagai Imam Shalat, berkeliling ke berbagai konsentrasi-konsentrasi umat seperti pesantren, bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh Islam, buka puasa bersama, dan sebagainya.
Mereka berharap, di saat Habib berada dalam pengasingan di Arab Saudi, mereka dapat memotong pengaruh ulama terkemuka tersebut sekaligus menggembosi basis dukungannya.
Akankah mereka mampu, ataukah sebaliknya, tingkat pengaruh internasional Habib Rizieq makin moncer, waktulah yang akan memutuskannya nanti.
~ John Mortir
