Nusantarakini.com, Jakarta –
Saya menemukan cukup banyak kerjadian terpecah belah, gara-gara perdebatan permasalahan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Berikut fakta kejadiannya:
1). Yang tadinya teman akrab menjadi terpecah belah sehingga rasa persahabatan itu menjadi hilang.
2). Yang tadinya berhubungan bisnis menjadi putus hubungan gara-gara berdebat masalah Ahok.
3). Orang tua dan anak sampai berkurang hangatnya dalam keluarga gara-gara berdebat permasalahan Ahok.
4). Bos dan karyawan menjadi berkurang baik hubungannya.
5). Antara masyarakat dan beberapa perusahaan sampai terjadi istilah boikot dan sebagainya, sehingga kemungkinan besar perusahaan yang berkaitan itu dirugikan.
6). Hubungan kehidupan kerukunan antar umat beragama dan suku tampak terjadi potensi pro dan kontra, sehingga berpotensi merusak jalinan kerukunan.
7). Hubungan antar ormas tampak pro dan kontra atau tampak hubungan yang retak-retak.
8). Hubungan suami istri terjadi pertengkalan karena berdebat tentang Ahok.
9). Hubungan sanak saudara menjadi retak dan bakal ada yang sampai putus hubungan.
10). Hubungan teman akrab di sosial media menjadi saling mencaci maki sampai timbul suasana yang panas sehingga saling memblok atau delete kontak.
Nah atas semua kejadian itu saya menyimpulkan, akibat dari perbuatan Ahok itu tampak jelas sekali sudah adanya terjadi perpecahan. Jadi kita masing-masing sudah harus menyadarinya, jangan sampai tanpa disadari kita semuanya terus menambah perpecahan lagi.
Kita semuanya tetap saudara-saudara yang sebangsa dan setanah air, kita harus tetap bersatu untuk terus berjuang dengan cara bahu membahu atau bergotong royong untuk membangun NKRI kedepannya yang lebih maju dan lebih makmur.
Jangan sampai gara-gara satu orang kita menjadi terpecah belah hingga cerai berai, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Semua kejadian yang tampaknya ada perpecahan atau retak-retak itu kemungkinan besar karena penanganan atas permasalahan Ahok ini terlambat atau tampak kurang tegas.
Serta tampak adanya kejadian hukum yang pilih kasih, sehingga terjadilah seperti bertele-tele sampai menjadi seperti sebuah bola besar yang sangat panas dan sangat liar.
Solusinya dari saya untuk aparatur penegak hukum yang menangani kasus Ahok itu harus lebih tegas dan lebih terbuka, supaya tidak lagi bertambah panas dan liar.
Indonesia milikku.
Indonesia milikmu.
Indonesia milik kita bersama.
Semoga penulisan ini bisa bermanfaat.
Terima kasih.
*Kan Hiung alias Mr. Kan, pengamat sosial politik dan hukum etnis Tionghoa, tinggal di Jakarta. [mc]