Nusantarakini.com, Jakarta –
Berikut adalah artikel Dokter Handrawan Nadesul (Gouw Han Goan), dengan judul “Kebencian, Kemarahan dan Emosi Negatif Lainnya Menambah Resiko Terkena Kanker”.
Selengkapnya silahkan simak ulasan seorang dokter yang juga aktif sebagai penulis sehingga banyak memberikan kontribusi dengan tulisan-tulisannya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat:
———
Berpikir baik, beremosi baik, dan berbuat baik, cara sederhana yang bisa dilakukan semua orang untuk menjadikan hidup yang lebih sehat. Sebaliknya emosi negatif, pikiran negatif (body, soul, and mind) merusak badan, bahkan sampai ke titik DNA dalam tubuh. Kebencian dan kemarahan salah satu yang paling sering.
Ada sirkuit saraf di otak yang menghubungkan saraf, antara apa yang kita pikir dan rasa dengan sistem edokrin tubuh yang mengatur kerja semua organ tubuh lewat hormon sebagai jaringan neuroendocrine. Pikiran dan perasaan antara lain mengganggu lambung, jantung, saluran kemih, menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Kekebalan tubuh cenderung melemah pada orang yang stres dan beremosi negatif, yang hidupnya penuh kebencian, kemarahan, kedengkian, sirik, iri hati, dan suka menghujat. Dengan cara demikian sel kanker berkembang.
Kekebalan tubuh dalam bentuk sel darah putih (leucocyt), tepatnya T-cell yang berpotensi membunuh sel kanker, menjadi menurun bila beremosi negatif. Peran virus dalam kejadian kanker menerangkan mengapa orang yang kekebalan tubuhnya menurun rentan terkena kanker. Kita tahu seiring bertambahnya umur, kekebalan tubuh kian menurun, selain bila membiarkan hidup terus dipenuhi oleh kebencian, kemarahan, dan emosi negatif lainnya.
Dalam tubuh yang hidupnya penuh dengan kebencian, kemarahan dan emosi negatif lainnya, hormon cortisol meningkat, adrenalin banjir, tensi darah meninggi, melatonin menurun yang berakibat tidur tidak berkualitas, dan melatonin sendiri berfungsi mengaur kekebalan tubuh berpotensi ikut menghambat sel kanker. Selain itu semua, begitu banyak proses yang berakibat buruk pada perusakan tubuh bila hidup dipenuhi emosi negatif. Salah satunya membanjirnya hormon stres hormon kebencian hormon kemarahan (epinephrine dan norepinephrine) yang kemudian merangsang sel untuk membuat MMP (metaloproteinase matrix) dan senyawa pertumbuhan sel VEGF (vascular endothelial growth hormone). Kondisi ini yang menjadikan sel kanker menyebar atau metastasis.
Emosi negatif bukan saja mencetuskan kejadian kanker, melainkan membuat kanker rentan menyebar. Maka faktor emosi juga ikut berpengaruh terhadap proses kesembuhan dan bertahan tidaknya pasien hidup dengan kanker (five years survival rate). Terapi body-soul-mind lewat meditasi, yoga, Qgong, dan sejenis itu, termasuk penyembuhan dengan doa, dapat diterangkan dengan cara pengenduran ketegangan emosi begini.
Sekali lagi, belajar dari kenyataan buruknya pengaruh emosi negatif, kalau kita masih menyayangi tubuh dan hendak terbebas dari risiko terkena kanker serta akibat buruk lainnya, jauhkan kebiasaan membenci, hidup yang penuh amarah, dan emosi negatif lainnya, termasuk dengki dan iri hati serta suka menghujat. Tukar semua yang tak elok itu dengan pikir-rasa-sikap-laku yang elok saja yang barang tentu secara spiritualitas, religius, serta fisik-jiwa-sosial, lebih menyehatkan.
Bahasan ini salah satu slide dari 140 slide powerpoint yang akan saya presentasikan dalam 3 jam Seminar “Kanker, Serangan Jantung dan Stroke Bisa Dicegah”. [mc]
*Dr. Handrawan Nadesul (Gouw Han Goan), dokter dan penulis aktif.