Nusantarakini.com, Jakarta –
Percuma hidup kaya raya jika ketenangan dan ketenteraman dalam keluarga tidak ada. Suami akan mencari ketenangan batin di luar rumah. Demikian juga dengan anggota keluarga lainnya, akan melakukan hal yang sama.
Kadangkala dengan alasan banyak pekerjaan di kantor atau ada pertemuan, suami menghindar untuk datang buru-buru pulang ke rumah karena ketenangan dan ketenteraman tidak diperolehnya sesampai di rumah. Bukankah hal semacam ini lazim dalam kehidupan rumah tangga?
Jika demikian yang terjadi, siapa yang harus disalahkan? Tentu tidak boleh disalahkan semata-mata kepada isteri. Namun isteri punya tanggung jawab dan tugas khusus agar suasana di rumah dapat tenang, tenteram dan membahagiakan.
Ketenangan di rumah dapat tercipta manakala isteri dapat dengan baik dan tepat menempatkan dirinya sebagai ibu yang baik bagi anak-anaknya, isteri yang setia dan taat terhadap suami, dan pengelola harian rumah tangga yang cakap dan membanggakan.
Apabila ketiga peran itu saja dilaksanakan dengan baik oleh seorang isteri, akan membuat perasaan suami lega, bahagia dan puas.
Masalahnya, perkara menjalankan ketiga tugas isteri ini di zaman sekarang bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan keimanan, kesadaran dan ketulusan serta kebesaran hati seorang isteri. Apalagi jika mendapati kenyataan dimana suami terbatas penghasilannya. Hanya ketakwaanlah yang menuntun isteri agar dengan tulus menjalankan perannya sebagai isteri yang taat. Dia harus menyadari bahwa durhaka kepada suami, tidak saja akan menimbulkan dosa baginya, tapi juga hilangnya ketenteraman di dalam rumah tangganya.
Pada prinsipnya kedudukan seorang isteri sama-sama pentingnya dengan suami walaupun tetap ada hak dan kewajiban yang diatur dalam Islam.
Merujuk kepada QS 2: 187, “Perempuan adalah pakaian bagimu dan begitu pula kamu adalah pakaian bagi mereka. Kata “pakaian” menunjukan sesuatu yang kita kenakan sehari-hari dan membuat kita terlihat indah dan nyaman. Selain itu pakaian berfungsi menutupi aurat di samping penunjuk identitas seseorang dari cara dan pakaian yang dipakai.
Begitu pula seorang isteri adalah orang yang mampu menutupi kekurangan seorang suami dari segala kelemahannya. Juga mampu memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi siapa saja yang berada di dekatnya.
Tugas seorang isteri lainnya ialah menjaga keutuhan dan kepercayaan suami dengan cara menutupi segala kekurangan yang dimiliki pasangannya dan senantiasa bersyukur dengan hasil yang didapatkan suami, baik sedikit apalagi banyak.
~ Ustadz Mukmin