Nusantarakini.com, Jakarta –
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kalah telak dalam pertandingan Pilkada DKI Jakarta periode tahun 2017-2022. Dengan perolehan suara kekalahan sampai dua digit, yaitu minus 17,96 persen.
Ahok juga sudah divonis oleh Mejelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, terbukti melakukan Penodaan Agama yang sesuai dengan Hukum dan UU bagian KUHP pasal 156a huruf a yang Berlaku di NKRI; dan Ahok sudah masuk rumah tahanan (penjara) yang awalnya di rumah tahanan Cipinang, kemudian dipindahkan ke rutan mako Brimob dengan alasan demi keamanan. Walaupun saat ini Ahok kabarnya masih sedang mengajukan banding ke tingkat Pengadilan Tinggi.
Semua ini bisa terjadi, sudah pasti merupakan sebuah takdir Ahok atau karma yang sudah akan terjadi, dan memang sudah terjadi. Dan juga kemungkinan besar semua kejadian ini sudah merupakan kehendakNya.
Sebenarnya dengan semua kejadian ini, Tuhan telah membuka mata kita semuanya menjadi terang benderang, hanya saja memang sebagian teman kita belum menyadarinya. Untuk menyadari semua ini perlu kita ketahui, bahwa tanpa kehendakNya semua tidak akan bisa terjadi.
Bagi teman-teman yang masih teriak-teriak di luar sana dan masih terus berusaha ikut memutarbalikkan fakta itu, saya menyarankan segera berhenti, karena kita sebagai manusia tidak boleh melawan kehendakNya dan tidak boleh melawan takdir yang sudah digariskan Nya. Kalau masih belum puas pada permasalahan hukum, ya tempuh banding dengan jalur hukum, jangan tempuh jalur yang mengikuti aksi yang berpotensi menciptakan kegaduhan atau perpecahan.
Baru-baru ini ada beberapa aksi demontrasi yang diklaim sebagai pendukung Ahok dengan aksi sebagai berikut: kirim karangan bunga dan balon-balon warna merah putih ke balaikota dan beberapa wilayah daerah luar kota, bakar lilin di Jakarta dan beberapa daerah wilayah luar kota, teriak-teriak gak karuan di depan Rutan Cipinang , mendorong pintu gerbang Rutan Cipinang ini anarkis, melempar botol ke petugas Rutan Cipinang, ada kabar menyandera petugas Pengadilan Tinggi, membakar sesuatu di jalanan, aksi demo sesukanya sampai melawati aturan waktu jam 18.00 hingga menjelang tengah malam, berbaring di jalanan dengan gaya gak karuan sampai ada yang celananya berkedodoran terlihat dari belakang, dan beberapa orang rantai dirinya dengan memakai kemeja warna hijau serentak itu semua.
Di belakang semua aksi itu saya menduga kuat kemungkinan besar ada pelopor aktor politik kelas elite yang menungganginya, yang saya duga bertujuan untuk berusaha mempertahankan elektabilitas serta memulihkan elektabilitas politik yang sudah masuk jurang.
Atas semua kejadian aksi yang tidak karuan itu pun telah mengundang perhatian Kepolisian Negara Singapura. Kepolisian Singapura mengeluarkan pengumaman secara terbuka, yang berisi “Peserta aksi pendukung Ahok yang melakukan aksi tidak karuan itu akan dicabut Hak Visanya masuk Singapura. Dalam hal ini saya mengamati Kepolisian Singapura sangat jeli dan tepat sekali dalam melakukan tindakkan. Saya pernah bertempat tinggal di Singapura, bolak balik Singapura-Indonesia selama satu tahun lebih. Kepolisian di Singapura memang sangat terkenal luar biasa tegasnya.
Kita harus ingat satu hal penting lagi, “di mana bumi kita berpijak, di sana langit kita junjung “, yang artinya di manapun kita berada kita harus menaati peraturan, hukum dan undang – undang yang berlaku di tempat itu, kita harus menghargainya.
Seperti saat kita sedang berkunjung ke negara tetangga Singapura, di sana peraturannya sangat ketat, jika kita melanggar dan melawan maka ada konsekuensi hukum yang harus kita tanggung sepenuhnya. Seperti contoh membuang sampah sembarangan dan merokok sembarangan tempat, itu akan dikenakan sanksi hukuman denda membayar sekian Dollar Singapura (SGD), jika tidak bisa membayar maka petugas akan minta menghubungi saudara dekat, teman dekat untuk datang memberikan bantuan, jika tidak bisa juga maka akan ditahan kurungan penjara sesuai peraturan hukum dan undang-undang yang berlaku di situ.
Semoga setelah membaca artikel ini, teman-teman semuanya yang belum menyadarinya akan menjadi sadar sepenuhnya bahwa semua kejadian atas Ahok ini sudah merupakan kehendakNya.
Dan kita semuanya yang sebangsa dan setanah air sama-sama berdoa terus menerus menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk NKRI tercinta agar selalu diberikan kedamaian, kemajuan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara Republik Indonesia.
Amin.
Salam persahabatan dan perjuangan untuk NKRI yang kita cintai bersama.
*Kan Hiung alias Mr. Kan, pengamat sosial politik dan hukum dari Masyarakat Sipil Tionghoa, tinggal di Jakarta. [mc]