Nusantarakini.com, Jakarta
Kekalahan Paslon Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta tampaknya membuat pendukungnya sangat terguncang batinnya dan sangat berat untuk melupakan mimpi buruk tersebut.
Namun satu hal yang tidak bisa diterima adalah saat pendukung Ahok cenderung menyalahkan pihak lain atas kekalahan di Pilkada DKI Jakarta. Salah satu pihak yang disalahkan oleh pendukung Ahok adalah Wapres Jusuf Kalla.
Oleh sebab itu, dalam beberapa hari ini nampak para pendukung Ahok ramai-ramai menyerang Jusuf Kalla. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Hasanudin Abdurakhman (HA), seorang alumnus universitas Gadjah Mada, General Manager di salah satu perusahaan Jepang yang berkantor di kawasan Summit Mass, Sudirman ini, menuduh Jusuf Kalla sebagai dalang kerusuhan sara yang terjadi di Makassar puluhan tahun silam.
Dalam akun facebooknya yang diunggah , HA menulis bahwa Jusuf Kalla, yang pada tahun 1967 sebagai Ketua Umum HMI Cabang Makassar, telah memprovokasi massa Islam untuk menyerang umat Kristiani dan membakar sejumlah fasilitas gereja.
Menurut Kang Hasan, sebutan yang sering ia cantumkan dalam tulisannya, apa yang ia tulis hanyalah menyadur dari berita yang dimuat di sebuah majalah Hidayatullah. Namun demikian ia tidak menjelaskan secara detail edisi dan sumber majalah tersebut.
Tulisan HA yang provokatif ini tentunya langsung ditanggapi oleh kalangan HMI. Mereka mengecam HA karena tulisannya bertendensi Fitnah. “Parahnya Abdurakhman atau Kang Hasan menghubungkan kejadian tahun 1967 yang masih minim data sejarah tersebut dengan kondisi sosial-politik kebangsaan sekarang,” kata salah satu Alumni HMI yang akan mengajukan laporan ke Polisi.
Apalagi HA diduga tidak hanya kali ini melakukan hal seperti ini, beberapa tulisan di akun facebook serta blognya diduga sering mendiskritkan umat Islam, Alquran dan Nabi Muhammad
“Tulisan HA sangat berbahaya dan tendensius mendeskriditkan Jusuf Kalla dan HMI. Pasalnya HA menciptakan framing media seolah kondisi sosial-politik sekarang pun diciptakan atau didalangi oleh Jusuf Kalla bersama dengan jejaring alumni HMI dan HMI. “Framing media yang telah dibuat oleh Hasanudin Abdurakhman atau Kang Hasan tidak hanya menjadi viral media di kalangan gerakan Islam tapi juga di kalangan non-Islam, dan telah menimbulkan kebencian terhadap JK maupun HMI, status tersebut sebelum dia hapus, selama 23 menit sudah dishare oleh 364 orang dan dilike 1600 an orang, “ sahut salah satu sumber NK.
Menindaklanjuti kecamannya, puluhan mantan aktivis HMI di berbagai kota di Indonesia telah menggalang tanda tangan dan segera akan melaporkan kepada Polisi terkait status HA tersebut di minggu ini.
Sejauh informasi yang diterima redaksi NK, entah karena merasa bersalah atau takut akibat kecaman yang bertubi tubi, pihak HA sudah menghapus tulisan tersebut. Bahkan ia sudah membuat klarifikasi tentang tulisannya tersebut. Tidak tersurat ia menyatakan maaf tapi hanya berniat untuk non-aktif di media sosial untuk sementara waktu. (JN)