Nusantarakini.com, Jakarta –
Banyak pihak dan tokoh yang terserang kikuk dan dilema saat Ahokers ngamuk di berbagai daerah. Tidak main-main, Ahokers sudah ada yang minta merdeka segala. Salah satunya di Sulawesi Utara dengan atas nama Minahasa Merdeka.
Yang lucu, tokoh-tokoh dan kelompok yang tadinya over acting soal NKRI, tiba-tiba ngumpet lenyap entah di mana. Padahal bukankah ini momen yang mahal bagi orang-orang seperti mereka jual muka di layar kaca?
Wajarlah jika masyarakat dengan seloroh sampai bilang, kangen Om Tito.
Bukan hanya Jenderal Tito Karnavian yang ditunggu orang reaksinya. Ada lagi yang biasa paling heboh kalau sudah soal keselamatan NKRI. Ialah Banser dan Ansor, organisasi underbouw Nahdlatul Ulama.
Kemana kegarangan sipil doreng-doreng itu gerangan? Biasanya paling heboh jika menyangkut isu NKRI. Bukankah gertakan Minahasa Merdeka itu suatu yang peka terhadap Ansor dan Banser? Kok nggak bereaksi? Jadi tanda tanya, nih.
Harusnya siap-siap dong baris berbaris ke Minahasa, membentak mereka bersuara memecah NKRI. Kok bungkam?
Jangan lupa, Kyai Aqil Siradj juga perlu ditanya. Kok nggak komentar sedikit pun? Ada apa Pak Kyai? Bukankah Minahasa Merdeka itu suatu hal yang haram dalam langgam NKRI?
Komentar sedikit dong. Kita kangen komentar sinis seperti yang selalu dialamatkan kepada ormas-ormas Islam yang dituduh radikal, wahabi, transnasional dan lain-lain. Padahal mereka tidak pernah minta daerah merdeka. (ht)