Nusantarakini.com, Jakarta –
Gonjang-ganjing pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh rezim Joko Widodo mewarnai jagat media Indonesia. Mereka yang pro pemerintah pasti mendukung rencana tsb. Sebaliknya, tanpa diduga dukungan luas thd keberadaan HTI pun menguat.
Lepas dari apa yang sedang terjadi, ada satu hal yang patut menjadi perhatian kalangan Islam bahwa rencana pemerintah ini adalah bagian kecil dari skenario besar yang akan dijalankan selanjutnya. Apa itu?
Fakta menunjukkan, umat Islam sedang mengalami kebangkitan ghirah yang luar biasa. Ini sesuatu yang tidak ada sebelumnya. Kegairahan berislam ini memunculkan sebuah kekuatan baru yang bisa ditarik ke ranah politik.
Pilkada Jakarta menjadi salah satu contoh munculnya kekuatan besar umat Islam tsb. Meski calon petahana didukung kekuatan yang luar biasa mulai dari dana yang besar sampai dukungan Istana dan seluruh jajarannya, ternyata hal tsb tak bisa menandingi ghirah Islam yang terus mengental.
Bagi pemerintah Joko Widodo, kondisi ini sangat tidak menguntungkan, terutama untuk menghadapi Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019, mengingat banyak calon PDIP yang akan maju di Pilkada serentak khususnya di Jawa (Jabar, Jateng, dan Jatim). Dan penting bagi rezim Joko Widodo untuk bisa kembali berkuasa periode kedua.
Dalam kaitan itulah, rezim ini mencari jalan untuk melemahkan kekuatan umat Islam tersebut. Kriminalisasi ulama telah ditabuh untuk menenggelamkan tokoh-tokoh umat Islam. Berikutnya giliran mengarah para pembubaran Ormas Islam. HTI disasar pertama karena peran strategisnya saat mengalahkan Ahok di Pilkada Jakarta. Peran politik HTI dianggap berbahaya bagi keberlangsungan rezim yang kian pro kepada asing dan Aseng. Selain itu, HTI dianggap bisa menjadi batu sandungan bagi calon-calon penguasa daerah pro rezim yang akan beradu di Pilkada.
Seperti yang dikatakan oleh Menkopolhukam Wiranto, rencana pembubaran HTI ini adalah awal. Akan ada pembubaran yang selanjutnya. Maka, ini harus dibaca oleh umat Islam bahwa ada sasaran yang lebih besar yaitu melemahkan kekuatan umat Islam.
Walhasil, umat Islam harus menyatukan langkah dan berada di barisan Islam serta menghadapi langkah rezim itu dengan kekompakan. Singkirkan segala perbedaan. Jangan mau dipecah belah. Hanya dengan itulah umat Islam akan kuat dan diperhitungkan. [mc]
*Humaidi Al Jawi, Praktisi Media