Nusantarakini.com, Jakarta –
Isu freeport digoreng untuk mencitrakan rezim sok berdaulat gaya Soekarno. Benarkah?
Kekuatan militer Indonesia apa yang bisa membeckingi sikap garis keras terhadap kekuasaan emas dunia semacam Amerika Serikat? Popularitas sebesar apa Jokowi dapat berani sok-sokan menggertak US lewat freeport? Di DKI saja Jokowi untuk memenangkan Ahok, anak emasnya itu, dia gelagapan? Daerah-daerah, PDIP kelabakan. Artinya, popularitas Jokowi dan rezimnya di mata rakyat lagi merosot.
Isu freeport ini musti urusannya menaikkan popularitas. Atau mau minta bagian buat komplotan bisnis rezim? Tentu saja mungkin. Inalum sudah didapat oleh salah seorang Menko. Isu freeport ini pun mengingatkan orang pada kasus Papa minta saham yang melibatkan Luhut BP dan Setnov.
Jadi kalau ada yang menyebarkan kampanye supaya dukung Jokowi nasionalisasi freeport dengan gaya heroik, jelas itu kampanye penyesatan.
Bahkan yang perlu diingat, jangan-jangan rezim yang lagi tidak populer ini sengaja mendorong suasana nasional dan internasional agar inkubator lepasnya Papua makin kencang.
Lagi pula bukan rahasia lagi seperti apa sikap rezim bagi isu pemisahan Papua dari NKRI.
Timor timur lepas, mungkin Papua akan lepas, mengingat presedennya ada dan cuacanya juga lagi pas bangat untuk Papua lepas. (sed)