Nusantarakini.com, Bogor –
Pasukan polisi lengkap dengan senjata laras panjang berduyun-duyun ke kaki bukit di Megamendung. Berbis-bis mereka merengsek hingga ke kawasan Perhutani.
Dengan seragam tempur, mereka berguling-guling sambil memperagakan tempur. Ransel bergelayut di pundak.
Apakah sedang ada invasi asing di Megemendung? Ternyata tidak.
Pasukan warna coklat tersebut sedang berlatih perang melawan musuh. Musuhnya siapa?
Yang menarik, lokasi simulasi perang Brimob tersebut berlangsung tidak jauh dari Pesantren FPI. Orang yang mengikuti pemberitaan ketegangan antara FPI dan polisi segera menyadari bahwa latihan di kaki pegunungan Megamendung itu tidak lain kecuali intimidasi dan psiwar terhadap FPI. Berkelit seperti apa pun, kesimpulan akan menjurus ke hal itu.
FPI dan Perhutani
Keberadaan pesantren FPI di megamendung sebenarnya sudah lama. FPI memakai areal perhutani dengan seizin dan sepengetahuan perhutani.
Pola hubungan perhutani dengan warga dalam memanfaatkan areal sehingga produktif, tidak hanya dilaksanakan oleh FPI.
Perum Perhutani telah bermitra dengan lebih kurang 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan memberikan kontribusi bagi hasil lebih kurang Rp36,7 miliar selama 5 tahun terakhir. Ada juga kontribusi dari tanaman pangan seperti jagung dan padi. (sdf)