Nusantarakini.com, Jakarta – Tren ke arah usaha untuk membubarkan FPI tampaknya sedang berjalan. Para perancangnya yang pengecut bersembunyi di balik pintu-pintu ruang kekuasaan.
Namun mereka tidak menyadari, semakin jelas usaha untuk menghancurkan FPI, semakin populerlah FPI di mata masyarakat. Sebab, satu-satunya yang paling gentlement di tengah bancinya politisi-politisi berhadapan dengan kekuasaan yang semakin hari semakin tidak jelas orientasinya, yaitu Habib Rizieq dan FPI-nya.
Walaupun mayoritas diam dengan kecenderungan yang ada, tapi mereka tidaklah buta. Mereka membaca keadaan.
Ingatlah, aksi 212 yang membanjiri ibukota dengan massa jutaan, itulah wujud mayoritas diam yang selama ini disepelekan oleh rezim.
Jangan kau pancing mereka beraksi kembali. Bila mereka bereaksi lagi, kemungkinan sifatnya jauh lebih dahsyat dari pada 212.
Kalian ingat bukan bagaimana rezim menghalang-halangi dengan beragam cara agar silent mayority itu tidak bergerak? Kalian masih ingatkan bagaimana polisi menyebarkan selebaran lewat helikopter dan bis-bis mereka dirintang-rintangi?
Tapi apa hasilnya. Gagal total. Jika kaliam kembali memaksa mereka untuk keluar lagi, jangan harap kalian dapat memadamkannya, kalau bukan kalian tergulung selama-lamanya. (sed)