Nusantarakini.com, Jakarta –
Dalam suatu acara yang menandai reaksi baru sebagian pemerintah terhadap bangkitnya kesadaran Islam sehabis aksi 212 yang fenomenal tersebut, Luhut Panjaitan, menteri senior dari Presiden Jokowi mengucapkan pernyataan yang memiliki arti yang sangat khusus. Dia mengatakan sebagai berikut: “Presiden sangat berani, melakukan apa yang diperlukan untuk manfaat negara ini. Tidak ada keraguan sama sekali.”
Bagi yang mengikuti cerita perjalanan karir militer Luhut Panjaitan dan pertemuannya dengan Jokowi yang kemudian sukses diorbitkan menjadi Presiden, pernyataan Luhut Panjaitan itu bernada penilaian seorang mentor atau pembina terhadap anak binaannya.
Pernyataan-pernyataan ilustratif bernada penilaian mentoring semacam itu bukan kali ini saja terucap dari bibir Luhut Panjaitan. Saat dia digeser dari Kastaf Kepresidenan menjadi Menkopolhukam, dia menyatakan bahwa Presiden tahu apa yang dia lakukan. Pasalnya saat itu beredar kabar bahwa pengganti dirinya bukanlah Teten Masduki, namun seorang pensiunan tentara sahabat Luhut Panjaitan.
Soal kalimat “tahu apa yang dilakukan” memang khas gaya ucapan Luhut Panjaitan. Seolah-olah tersirat di dalam ucapan itu tiadanya keraguan untuk bertindak dan sikap yang tegas terhadap suatu keputusan yang sudah diambil melalui pertimbangan matang. Apakah betul begitu? Tidak juga. Tampaknya itu hanya gaya-gayaan khas teknik public relation-nya Luhut Panjaitan.
Pada acara Jakarta Foreign Correspondents Club ,15/12/16 yang lalu, lagi-lagi dia mengesankan akan mulai melancarkan tindakan terhadap pihak-pihak yang tidak menyenangkan bagi pemerintah. Katanya, “Pemerintah tidak kalah dalam perjuangan melawan Radikalisme meskipun kelompok-kelompok Islamis Garis Keras menarik ratusan ribu orang untuk melakukan protes melawan Gubernur Jakarta yang beragama Kristen.”
Kemudian, dia juga menyatakan tentang Habib Rizieq, pemimpin utama Aksi Bela Islam, Pemerintah mengawasi Habib Rizieq. “Kami punya data yang cukup rinci tentang dia. Kita lihat apa yang terjadi. Kami tahu yang akan kami lakukan,” katanya seperti dilansir Voa.
Reaksi yang demikian dari Luhut yang posisinya bukan lagi mengurusi pos hukum dan keamanan, menimbulkan tanda tanya: ada apa sebenarnya hingga dia harus berbicara seperti itu?
Sulit ditutupi, reaksi semacam itu hanya muncul dari seorang yang memiliki hubungan khusus dengan Presiden lebih dari sekedar hubungan dinas. Tersirat bahwa ucapan Luhut di atas lahir dari seorang Pembina untuk mengamankan binaannya. Sayangnya Luhut tidak menyadari bahwa dia sebenarnya hanya Menteri yang mengurusi urusan kelautan dan sumber daya mineral. Wiranto saja yang paling pantas bicara semacam itu, tidak mengeluarkan pernyataan. Lagi-lagi hal ini membawa kepada buka tabir misteri hubungan Luhut dengan sang presiden. (sed)