Nusantarakini.com, Jakarta –
KH. Ahmad Dairobi mengeluarkan pernyataan pada Muktamar NU di Jombang 2015 yang lalu. Pernyataan berupa nasehat tersebut hingga hari ini terus bergema dan akhirnya dibuktikan umat bahwa nasehat tersebut telah terwujud. Inilah nasehatnya:
“Diam-diam ternyata saya menyukai semangat FPI dalam memberantas kemunkaran. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam aksi mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa
dibanding kesalahanku yang takut dan tak peduli dengan kemunkaran yang merajalela.
Diam-diam ternyata saya menyukai semangat dan ketulusan Jamaah Tabligh dalam meramaikan shalat berjemaah di masjid. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam tindakan sebagian mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yang tidak melakukan apa- apa saat tetanggaku
banyak yang tidak shalat.
Diam-diam ternyata saya menyukai semangat Hizbut Tahrir dalam membangun khilafah. Saya tahu, ada yang salah dalam sebagian konsep
khilafah mereka. Namun, kesalahakanku yang tak mau berbuat apa-apa untuk penegakan syariat Islam, jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Bahkan, diam-diam ternyata saya juga suka dengan keberanian Al-Qaidah dalam melawan kezaliman politik Amerika dan Israel. Saya tahu, mereka melakukan beberapa kesalahan, tapi kesalahanku yang tidak peduli dengan nasib umat
Islam jauh lebih besar daripada kesalahan
mereka.
Dan, dengan terang-terangan saya menyatakan sangat mengagumi Nahdlatul Ulama.
Yakni, NU yang sesuai dengan pandangan
Hadratussyekh Kyai Hasyim Asy’ari.
BUKAN NU yang menjadi kendaraan politik.
BUKAN NU yang dipenuhi kepentingan pragmatis.
BUKAN NU yang menjadi pembela Syiah dan Ahmadiyah.
BUKAN NU yang melindungi liberalisme.
Dan, BUKAN NU yang menjadikan Rahmatan Lil Alamin sebagai justifikasi untuk ketidakpeduliannya terhadap perjuangan penegakan syariat
Islam.
“Niat saya, agar antar gerakan Islam saling menjaga ukhuwah. Jangan sampai ashobiyyah dan fanatik buta pada organisasi masing-masing menutup pintu kebaikan kelompok lain, saling memahami dan menghormati, menjadikan islam dengan benar-benar Rahmatan Lil Alamin. (sed)