NusantaraKini.com, Jakarta–Pilkada DKI semakin hangat, masing masing kandidat bisa dilihat kualitasnya dalam mengeluarkan narasi dan pikirannya lewat lisannya masing masing. Salah satu yang mengental menjadi perbincangan panas di minggu ini adalah pembicaraan pilkada untuk tidak melibatkan agama. Bagaimana masing masing calon menyikapinya. Adalah dua kandidat yang dibandingkan oleh khalayak ramai saat ini, yaitu Basuki Tjahaya Purnama dan Anies Baswedan, sementara untuk kandidat Agus Harimurti memang belum pernah mengeluarkan statementnya tentang hal ini.
Peristiwa pertama adalah saat sebuah fan-page facebook dukungan terhadap pasangan Anies dan Sandi memposting sebuah gambar “meme” yang dikritik keras oleh Ade Armando bahwa Anies telah memanfaatkan agama dan isu SARA untuk memperoleh dukungan, maka Anies dengan tenang melakukan klarifikasi dan langsung menelepon Ade Armando sehingga suasana tenang kembali.
Bahkan Anies Baswedan dalam berbagai kesempatan lebih mementingkan untuk membicarakan misi, visi dan program dalamĀ audiensi dengan warga dan pendukungnya. Padahal isue agama dalam setiap pilkada adalah sesuatu yang ramai untuk digunakan tetapi Anies sepertinya menjaga fatsun politik untuk tidak memanfaatkan ayat ayat dalam menarik dukungan. Disini terlihat seperti apa kedewasaan politik dari seorang Anies menyikapi harapan yang ada.
Peristiwa kedua, yang saat ini sangat ramai dibicarakan adalah tentang perkataan calon petahana Basuki Tjahaya Purnama, dalam sebuah pertemuan dengan para stafnya di Kepulauan Seribu, Ahok melakukan off side dengan melakukan pembicaraan tentang agama, dan bumerangnya lagi Ahok justru membicarakan ayat suci Al Quran yang jelas itu bukan ayat suci agama dari Ahok. Protes keras bukan hanya terjadi di DKI tetapi masyarakat di seluruh Indonesia menyorotinya, bahkan MUI di beberapa daerah melaporkan hal ini ke Polisi. Selain beberapa elemen masyarakat di Jakarta yang bergerak pada komunitasnya masing masing untuk menyikapi kata kata Ahok tersebut.
Beberapa ulama seperti AA Gym dan Muhammad Arifin Ilham pun menegur Ahok. Bagaimana ujung cerita dari peristiwa tersebut, kita masih berharap kedewasaan dari semua tokoh masyarakat, ulama dan Ahok sendiri untuk bisa menyelesaikan ini dengan baik, seperti bagaimana seorang Anies Baswedan menyelesaikan persoalannya dengan Ade Armando.
Tetapi di balik itu semua, sepertinya masyarakat memang bisa menilai mana yang dewasa bersikap dan jantan berani menyelesaikan masalah, mana yang hanya sekedar jargon tetapi tetap saja melanggar omongannya sendiri. Para pendukung Ahok pun seharusnya tidak perlu membabi buta membela Ahok, agar persoalan bisa selesai. Konsistensi harapan pendukung Ahok bahwa pada Pilkada DKI ini tidak bicara Agama, harus tetap dipegang, jangan justru Ahok membicarakan agama orang lain dengan gegabah.
. STS