Nusantarakini.com, Jakarta-
Kebangsaan dan Kenegarawanan Baswedan
by Geisz Chalifah
Berbeda pilihan boleh dan sah, tapi kalau menista leluhur itu tindakan tak terpuji. Itu yang saya baca dalam tulisan Omro L Toruan. Anda memelesetkan nama keluarga Baswedan menjadi Wiz Edan. Jika Anda ingin mengkritik Anies, silakan. Mau memaki dia pun silakan. Anies tak keberatan, jika memang itu membuat Anda puas.
Tapi kalau Anda sudah memelesetkan nama keluarga, anda sudah keterlaluan. Ini bukan marah, melainkan sangat disayangkan. Yang juga disayangkan, banyak sekali orang yang meneruskan tulisan Anda itu sebenarnya berpendidikan. Sekolah mereka tinggi. Sayang sekali.
Apakah demi ingin memenangkan Pak Basuki menjadi gubernur lagi Anda tidak lagi terikat dengan sopan santun? Apakah keluarga Baswedan pernah merugikan anda secara pribadi? Jika iya, tolong japri saya, apa masalahnya. Saya akan cari jalan keluarnya. Keluarga Baswedan ini tak memiliki banyak harta. Yang mereka miliki adalah nama baik. Jika satu-satunya nama baik ini juga dinista, sungguh, anda sudah keterlaluan.
Sekali-kali, anda datangilah komunitas Arab di daerah Ampel, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang. Anda akan temui bahwa nama Baswedan itu sangat dihormati. Bukan karena kekayaan mereka, tapi karena mereka memiliki darah untuk mau berjuang untuk perubahan yang lebih baik dalam hal sosial dan agama.
Keturunan Baswedan pertama datang ke Nusantara ini dalam rangka menyiarkan dakwah Islam. Mereka bukan kelompok miskin di Hadramaut sana, mereka cukup terpandang. Namun, mereka ke sini demi syiar Islam. Bahkan, ada seorang keturunan Baswedan bernama Abdul Rahman Baswedan. Dialah yang berhasil menyatukan gerakan keturunan Arab Indonesia. Dialah yang memberikan narasi keindonesiaan kepada keturunan Arab di Indonesia. Guru Pak A.R. Baswedan adalah Syekh Ahmad Soorkati.
Dan, A.R. Baswedan inilah yang membawa surat pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Negara Mesir. Mesir inilah Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Anda tahu apa yang A.R. Baswedan pertaruhkan saat itu? Nyawanya. Dan, Anda tahukah siapa yang mengirimkan telegram penting dari Bung Karno-Bung Hatta saat mereka ditangkap di Yogyakarta pada 1948, dan yang menjadi dasar bagi pendirian Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang dipimpin Pak Sjafurddin Prawiranegara? A.R. Baswedan. Tahukah Anda apa taruhannya? Nyawa.
Sekarang, coba Anda cari dalam narasi sejarah tentang sisi negatif Baswedan?
Saya jamin, Anda akan kesulitan menemukannya. Anda tahu, Pak A.R. Baswedan ini sampai wafatnya tidak memiliki rumah pribadi. Namun, banyak anak muda yang dia gembleng, dari mulai Rendra, Ahmad Wahib, Gus Dur, A.M. Fatwa, Anhar Gonggong, sampai Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Mereka sudah terbukti memberikan warna dalam perkembangan Indonesia ini. Anda tanya kepada mereka di atas ini yang masih hidup, bagaimanakah seorang A.R. Baswedan? Tak sepantasnya nama Baswedan dihina seperti ini.
Lagi pula, apa yang Anda tulisakan itu tak sepenuhnya benar. Baca lagi pernyataan Anies. Dia menyatakan bahwa pembangunan di Jakarta ini adalah kesinambungan dari pemerintahan sebelumnya. Karena itu jika dia terpilih, dia akan meneruskan program baik gubernur sebelumnya. Dan memang benar, proyek pembersihan kali adalah terusan dari program gubernur sebelumnya. Anda cek kebenarannya. Anda mengambil kesimpulan sebelum melakukan membaca dengan cermat pernyataan tersebut.
Ada pun jalan yang sekarang ini Anies sedang langkahi, itu sepenuhnya menjadi pilihan Anies. Dan sampai sekarang, Anies sudah terbukti bisa menjaga nama baik keluarganya, dengan tidak pernah berbuat jahat atau mengambil uang negara sepeser pun. Kami percaya, Anies bisa menjaga nama baik keluarga ini.
Keluarga Baswedan ini memang tak memiliki harta banyak. Mereka hanya memiliki nama baik.
Dan sekarang, demi ingin menjatuhkan Anies yang menjadi lawan politik pilihan Anda, yaitu Pak Basuki, Anda ingin merusak nama baik itu. Saran saya, tolong Anda koreksi tulisan anda. Keluarga Baswedan sudah memaafkan perilaku Anda yang ini. Tolong hormati nama baik keluarga ini.
Baswedan adalah nama yang dihormati oleh kita bangsa Indonesia untuk seorang yang telah mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sudah sepantasnya nama baik ini juga dijaga dengan baik. Terima kasih. (*mc)
*Geisz Chalifah adalah Pengamat Sosial dan Budaya, tinggal di Jakarta.