Nusantarakini.com
Baru-baru ini Kamis 22 Oktober muncul berita tertangkapnya Kanjeng Dimas Taat Pribadi oleh Polisi. Dimas dikenal masyarakat sebagai pengganda uang. Video praktik penggandaannya beredar di Youtube. Namun dia tertangkap bukan karena penipuan dalam penggandaan uang melainkan karena dugaan pembunuhan atas santrinya. Uang dipunyai Dimas maupun santrinya tidak bisa dipidana, karena asli, kata Polisi. Kanjeng Dimas mempunyai 1500 santri yang mempercayainya. Ada pula doktor yang pernah berkunjung ke padepokannya, yaitu Mahfud MD dan Marwah Daud Ibrahim.
Lantas jika Kanjeng Dimas ditangkap bukan karena penggandaan uang, adakah praktik penggandaan uang secara ghoib itu?
Walaupun tertangkapnya Dimas itu semakin membuat orang banyak yang membantah adanya pengganda uang, pandangan masyarakat pada fenomena penggandaan uang itu masih beragam? Pihak yang membantah ini beralasan, buktinya pengganda uang ini kini terbuka kedoknya. Ada korban yang melaporkan Kanjeng Dimas. Diduga, Kanjeng Dimas membunuh karena santri itu akan membongkar kejahatan Dimas Kanjeng. Santri yang terbunuh itu bernama Abdul Ghani dan Ismail Hidayah. Dia adalah pengepul uang dari orang-orang yang minta digandakan. Abdul Ghani rencananya akan dijadikan saksi laporan orang-orang yang kecewa dengan Kanjeng Taat Pribadi.
Namun ada juga orang yang berpikir sebaliknya. Menurut mereka kasus Dimas tidak biasa dipakai untuk membantah adanya penggandaan uang. Menghadapi fenomena apapun, jangan dengan antipati, menolak membabi-buta, maupun taklid, menerima membabi buta. Penggandaan uang itu ada, tetapi tetap ada modus penipuan.
Penggandaan itu ada dan biasa di Jawa Timur. Bukan sulap dan bukan tipu-tipu, mungkin sihir atau pencurian jarak jauh. Tapi modus penipuan bisa ada.
Kemungkinan Sama-sama Buruk
Aksi penggandaan uang punya beberapa kemungkinan: penipuan, sihir atau pencurian jarak jauh. Kalaupun misalnya bukan penipuan, bukan sihir dan pencurian jarak jauh, hal ini akan berdampak pada inflasi nilai uang dalam masyarakat. Ini adalah kemungkinan-kemungkinan yang buruk.
Video Penobatan Kanjeng Dimas Taat Pribadi menjadi Sri Raja Prabu Rajasa Negara tanggal 17 Januari 2016