Nusantarakini.com, Jakarta-
Puluhan ribu umat Islam memadati Masjid Istiqlal dalam acara silaturahim akbar dan doa bersama untuk kepemimpinan Jakarta, dari dzuhur hingga ashar hari ini, Ahad (18/9). Acara yang sempat dibatalkan sepihak oleh pengelola Masjid Istiqlal ini justru memicu antusiasme umat Islam untuk hadir.
Panitia Tabligh (Silaturahim) Akbar dan Doa untuk Kepemimpinan Ibu Kota Negara, menyampaikan siaran pers kepada redaksi Nusantarakini.com, atas pembatalan kegiatan dimaksud oleh pihak Masjid Istiqlal.
“Padahal kelengkapan administrasi sudah dipenuhi dan panitia siap berkomitmen dengan segala aturan yang ada,” ungkap Jayadi Hanan, Ketua Panitia Tabligh Akbar.
Karena itu, kata Jayadi, beberapa tokoh umat berkunjung ke Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) untuk mengklarifikasi dan menyelesaikannya secara kekeluargaan.
“Tapi oleh pihak BPPMI menyatakan keputusan itu sudah final,” tambah Jayadi.
Novita Maryana, Sekretaris Panitia menyampaikan, kepada Muslimin Muslimat tetap dianjurkan untuk sholat dzuhur berjamaah, serta sama-sama berdoa di Masjid Istiqlal dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Meningkatkan silaturahim dan kebersamaan umat Islam dalam mendukung kepemimpinan muslim di Ibu Kota negara.
2. Tetap menjaga marwah Masjid Istiqlal sebagai masjid bersama umat Islam.
3. Kita tidak boleh dibenturkan dengan pihak manapun termasuk pihak Masjid Istiqlal, antar tokoh dan elemen umat Islam lainnya. Sebab tujuan silaturahim ini adalah untuk mengokohkan persatuan umat Islam.
4. Dalam sholat dzuhur bersama di Masjid Istiqlal, dianjurkan agar tidak membawa atribut organisasi atau partai, baik berupa alat peraga, spanduk, atau seragam (baju, jaket atau rompi).
5. Diharapkan untuk berpakaian putih.
6. Menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan beribadah di lingkungan Masjid Istiqlal.
7. Menjaga persatuan umat dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
8. Dengan kejadian ini menunjukkan bahwa jalan perjuangan untuk kepemimpinan terbaik bagi Ibu Kota Negara membutuhkan kerja lebih keras dan persatuan yang lebih kuat lagi.
Menanggapi pelaksanaan acara tersebut di atas, Ulil Abshar Abdalla, aktivis Jaringan islam Liberal malah mengkritik acara yang dihadiri oleh para tokoh Islam seperti Ustadz Zaitun Rasmin, KH. DR. Didin Hafiduddin, Ust. Bachtiar Natsir, Ust. Fadhlan Garamathan, Hidayat Nur Wahid, Habib Rizik, hingga Politikus Indonesia Prof. DR Amien Rais.
Dalam akun twitter miliknya, Ulil mengatakan, sangat menyayangkan acara tersebut. Ulil juga menuduh agenda silaturahim itu dengan sebutan politisasi di masjid. “Udah dilarang oleh pihak Istiqlal, kok acara ini masih berlangsung? Stop politisasi masjid!” tulis Ulil dalam tweetnya, (18/9/16). (*mc)