Nusantarakini.com, Jakarta –
Anak zaman sekarang terlatih bermain secara virtual dengan gadget yang tiap saat berkembang dan variatif. Semua gadget itu hanya memfasilitasi permainan yang palsu.
Lain halnya bermain dengan sarana alam. Anak merasakan nyatanya bermain. Seperti anak yang bermain pasir-pasiran, mereka merasakan desiran pasir di tangan dan juga mencium aromanya. Sedangkan yang cuma main gadget, tidak akan pernah merasakan pasir secara langsung apalagi aromanya.
Anak-anak yang bermain dengan alam akan terdidik berpikir dan berperasaan nyata dan merdeka. Sedangkan anak yang cuma main gadget, akan terdidik secara hayalan.
Tidak bisa dibayangkan, jika seorang anak yang umurnya habis bermain gadget dan hidupnya dari tembok rumah ke tembok sekolah, akan sangat membahayakan bagi pertumbuhan mental anak tersebut. Anak yang tumbuh dengan kondisi semacam itu, lebih menganggap bahwa dunia hanya hayalan belaka. Akibatnya, manusia yang tumbuh seperti itu amat gampang dikendalikan secara virtual.
Perasaan dan pikirannya yang merdeka cenderung tidak tumbuh dengan maksimal.
Mata yang jarang memandang bebas cakrawala yang luas dan melihat gunung dan pantai, cenderung memiliki pandangan yang pendek dan instan. Jangkauan ufuk penglihatannya hanya sekedar hitungan dua tiga meter, dari tembok rumahnya ke tembok rumah tetangganya. Apalagi mereka yang hidup di flat-flat sempit.
Untuk mengatasi kendala lingkungan anak semacam itu, penting membuat mereka untuk bermain dengan alam secara bebas dan mandiri. Biarkan mereka kotor dengan tanah, biarkan mereka satu sama lain bertengkar dan tertawa bebas lepas. Anak yang merasakan suasana bermain dengan alam semcam itu akan lebih kebal terhadap pengkondisian orang lain yang bermaksud jahat. Dan anak semacam itu akan lebih peka dengan mahalnya nilai kemerdekaan dan pentingnya alam.
Jadi…tunggu apa lagi. Mari biasakan anak bermain dengan alam bersama teman-teman sebayanya. Cegah mereka kecanduan dengan gadget. (sed)