Nusantarakini.com, Jakarta – Pengorganisasian masyarakat untuk melawan atau tepatnya mencegat Ahok agar tidak menang dalam Pilkada DKI yang akan digelar pada 2017 ini makin lama makin meluas.
Dua pola yang menonjol yaitu pengorganisasian berdasarkan kepentingan dari bawah seperti yang terlihat pada Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) dan Forum RT/RW yang melawan Ahok. Pola lainnya ialah perlawanan terselubung masyarakat terhadap Ahok namun dikanalisir dengan mengusung tokoh alternatif terhadap Ahok. Pola ini misalnya tercermin pada kelompok yang mengatasnamakan diri pendukung Yusril, Sandi Uno hingga Rizal Ramli.
Meluasnya jajaran kelompok-kelompok anti Ahok tersebut sejauh ini belum mengerucut menjadi simpul tersendiri. Apakah karena tidak adanya komunikasi strategis antar kelompok-kelompok anti Ahok tersebut, atau karena adhoc dan pragmatisnya watak kelompok-kelompok anti Ahok tersebut, tidak diketahui secara jelas. Padahal sebenarnya persesuaian kepentingan di antara mereka tersedia dengan baik. Di sini memang diperlukan rumusan kepentingan bersama yang esensial di antara berbagai kelompok tersebut.
Hawatirnya adalah kelompok-kelompok anti Ahok dengan pola dan patron yang beragam tersebut hanyalah gejala sesaat belaka menjelang Pilkada DKI yang lebih banyak ditentukan oleh prakarsa top down dari berbagai petualang-petualang politik. Jika ini yang terjadi, amat sulit mengharapkan kelompok-kelompok perlawanan terhadap Ahok tersebut bertransformasi menjadi saluran politik yang menjanjikan bagi rakyat.
Sebaiknya perlu ada inisiatif untuk mendudukkan bersama setiap kelompok anti Ahok tersebut dalam satu meja dan mengurai kepentingan masing-masing dan meleburkannya dalam suatu grup aliansi yang bermakna jangka panjang dan mengarah pada usaha perubahan kondisi politik, ekonomi dan sosial. Hal semacam itu tidaklah terlalu muluk. Sebab benih-benihnya sudah tersedia dan pupuknya juga telah tersedia pada citra Ahok yang buruk pada masyarakat bawah. Sekarang tergantung aktor-aktor kelompok anti Ahok itu saja yang akan berbuat. (sed)
