Nusantarakini.com, Jakarta-
Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya ingin menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, setelah memutuskan maju lewat partai politik. Namun menurut sejumlah kalangan lebih strategis PDIP mengusung calon sendiri di Pilgub DKI.
Seperti yang diberitakan http://tv.kompas.com/ Ahok sudah memutuskan melaju ke Pilkada DKI dengan diusung partai politik sementara Teman Ahok jadi pendukungnya. Dengan memilih jalur partai politik, Ahok akan menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri untuk mendapatkan restu politik termasuk melihat kesempatan PDI-P ikut mengusungnya.
“Ahok bukan hanya mencla-mencle, tapi juga takut menerima tantangan. Kalau berani independen kenapa harus lewat parpol. Teman Ahok itu terbukti hanya sebatas kontes politik bukan gerakan riil, kalau gerakan riil dipaksa lewat parpol tidak akan mau,” kata Hendri Satrio, pengamat politik Universitas Paramadina, kepada wartawan, Kamis (28/7/2016).
Hendri lebih menyarankankan PDIP mengusung calon sendiri. Menurutnya PDIP punya peluang memenangkan Pilgub DKI di tengah lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap konsistensi Ahok. “Apalagi PDIP juga punya pemilih yang loyal,” kata Hendri kepada Detik.com.
“Loyalitas pemilih PDIP itu paling tinggi sampai 70% jadi tabungan penting untuk cagub DKI PDIP ya. Lebih strategis PDIP mengusung Bu Risma atau Anies Baswedan untuk DKI-1,” sambung Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI ini.
Risma masyhur sebagai walikota dengan seabreg prestasi dan penghargaan dunia karena dianggap sukses membangun Surabaya, nampaknya sudah mulai masuk di bursa cagub DKI Jakarta. Terbukti dengan banyaknya dukungan terhadap Risma yang sudah dideklarasikan oleh organisasi-organisasi massa dan relawan-relawan.
Di sejumlah survei, bahkan diperkirakan akan menjadi salah satu penantang berat buat Ahok. “Sementara Anies Baswedan lebih populer dan juga kemampuannya di bidang pendidikan, jadi sangat potensial. Jangan-jangan Anies itu memang dilepas Jokowi jadi menteri untuk menjadi penantang Ahok di Pilgub DKI,” pungkasnya.
Bagaimana peluang Ahok untuk mendapat restu dari Megawati yang mempunyai hak prerogatif untuk menentukan calon gubernur? Kita tunggu peruntungan gubernur petahana yang sudah dengan teganya meninggalkan pendukung setianya para pengepul KTP DKI lewat Kawan Ahok. (*mc)