Nusantarakini.com, Jakarta –
Pelantikan para menteri hasil reshuffle kabinet rencananya akan diumumkan siang ini. Beberapa nama menteri yang sudah beredar dan terkena reshuffle menunjukkan maksud dan orientasi Presiden Jokowi.
Pos menteri yang menjadi sorotan antara lain ialah kementerian keuangan, kemendikbud dan kemenkopolhukam. Pergeseran dan perubahan menteri di ketiga pos ini, menunjukkan corak leadership Jokowi.
Perubahan bos di ketiga kementrian di atas, mencerminkan watak dan corak leadership Jokowi.
Menteri Keuangan kini diisi oleh Sri Mulyani. Sri Mulyani merupakan tokoh populer di masa SBY dan kini merupakan pemimpin Bank Dunia. Masuknya Sri Mulyani mengisyaratkan bahwa Jokowi tetap memastikan haluan ekonomi dan keuangan Indonesia tidak bergeser dari Barat.
Sementera Mendikbud diisi oleh Muhajir Effendi, tokoh pendidikan Muhammadiyah. Dia menggantikan Anies Baswedan. Masuknya Muhammadiyah menandakan bahwa Jokowi berhasil menarik dukungan Muhammadiyah kepada pemetintahannya. Dengan demikian, dua ormas Indonesia praktis telah bergabung dalam kabinet Jokowi. Hal ini berarti Jokowi telah sukses menggalang dukungan dari elemen-elemen politik potensial selain partai politik.
Yang menarik sekali ialah digesernya Luhut Panjaitan dari pos Menkopolhukam dengan diganti oleh Wiranto. Kecenderungan Luhut Panjaitan untuk mengonsentrasikan kekuasaan, ternyata telah dinetralisir oleh Jokowi dengan tindakan reshuffle kabinet ini. Ini juga pertanda bahwa Jokowi sebenarnya jauh dari yang digambarkan bahwa dia berada di bawah bayang-bayang Luhut Panjaitan.
Dengan menempatkan Wiranto sebagai pengganti Luhut di pos Kemenkopolhukam, praktis kini berlangsung keseimbangan pengaruh di antara para jenderal pendukung Jokowi. Tentu dengan situasi tersebut, Jokowilah yang diuntungkan.
Bagaimana pun, reshuffle kabinet kali ini mencerminkan watak dan orientasi kekuasaan Jokowi yang akomodasionis tetapi cenderung mandiri dan tidak suka didikte. (sed)
