Nusantarakini.com, Jakarta – Bulan Juli 2016, bolehlah disebut sebagai bulan teror. Betapa tidak, hingga 23 Juli 2016, telah terjadi enam kali peristiwa teror yang menewaskan lebih dari 500 jiwa. Uniknya peristiwa teror ini berlangsung di berbagai negara. Pada 2 Juli 2016, di Dhaka – Bangladesh, teror meledak menewaskan 28 orang. Sehari kemudian, 3 Juli 2016, bom meledak di Baghdad – Irak. 215 jiwa pun melayang. Kemudian keesokannya, pada 4 Juli 2016, di Jeddah, Madinah dan Qatif – Arab Saudi, beberapa bom meledak, menewaskan 4 orang. Sepuluh hari berikutnya, 14 Juli 2016, di saat perayaan hari nasional Prancis, seseorang menabrakkan truk ke kerumunan massa. Akibatnya 84 orang tewas. Berselang dua hari kemudian, kali ini bukan teror bom yang terjadi. Tetapi sebuah kudeta militer di Turki yang berhasil digagalkan, menewaskan 181 orang. Berikutnya, 23 Juli 2016, seorang pria menembaki warga di sebuah mall di Munchen – Jerman. Akibatnya 9 orang dinyatakan tewas. Dari deretan teror tersebut, tampak tidak satu belahan dunia pun yang dapat bebas dari ancaman teror. Prancis dan Jerman sebagai negara yang maju sekali pun, dapat ditembus oleh aksi teror. Sejak 2001, tatkala gedung WTC New York – USA meleleh dan hancur, seolah menjadi pembuka datangnya era yang penuh dengan teror. Belum diketahui secara pasti, kemana arah semua rentetan kejadian yang bersifat global ini. Yang pasti, sejak itu, warna hitam menjadi sangat populer, baik karena dikenakan oleh polisi anti teror dalam aksinya maupun oleh musuhnya, seperti ISIS. (foto/thedailystar.net-sed)
Ada Apa Teror Sepanjang Juli 2016?
By
Posted on