Nasional

Benarkah Ahok Diktator? Berikut Kupasannya!

Nusantarakini.com, Jakarta-

PROTO DIKTATOR

by Zeng Wei Jian

Salah satu anomali seputar diktator adalah dia sering muncul via mekanisme demokrasi. Adolf Hitler contohnya.

Ahok, selain konyol, sangat punya potensi menjadi seorang diktator. Janggalnya, dia lahir akibat proses penyimpangan ‘freedom of speech’ di dunia cyber. Seperti kata Herbert Hoover, “It is a paradox that every dictator has climbed to power on the ladder of free speech.”

Dalam gradasi kekejaman berbeda, NAZI dan Ahokers bisa dimasukan ke dalam satu kategori i.e. “orang-orang dungu.”

Bila sejarah sudah fix menetapkan Hitler sebagai diktator kejam, sampai saat ini Ahok masih dalam kategori “proto-tiran”. Hitler dan Ahok punya kemiripan substantif. Sama-sama dianggap baik di fase awal. Namun lihat apa yang terjadi pasca Red Army Stalin masuk Berlin. Ahokers tentu tidak mesti berakhir seperti kaum NAZI. Masih ada waktu menuntaskan alur sejarah ini.

Sebagai “proto-tiran”, Ahok punya segala potensi membungkam kebebasan. Persis seperti Hitler. Bukankah dengan gamblang Ahok mengekspresikan betapa dia tidak ragu mengeksekusi seribu demonstran di depan kamera televisi? Dia juga berpikir untuk mengisi water canon tank dengan bensin. Lihat aksi gusuran Ahok yang membangkrutkan 8 ribu KK hanya dalam waktu sekejap.

Ahok belum memiliki power sekuat Hitler at the peak. Makanya Ahok masih tampak baik. Namun ingat pesan Hoover, “Immediately on attaining power each dictator has suppressed all free speech except his own.”

ahokkumis-zeng

Dalam skala lebih rigid, di proses penggusuran, Ahok adalah seorang diktator. Dia berbeda dengan penyelesaian ala Jokowi ketika menggusur warga. Ahok tidak paki dialog. Dia main sikat. Jelas, Ahok is a terrible dictator. Dan seperti kata Demosthenes, “Every dictator is an enemy of freedom, an opponent of law.”

Bicara soal hukum, Ahok jelas masuk golongan worst anarco. Dia bilang ngga suka ikut aturan. Di skandal korupsi Waras-gate dia injak UU dengan sebutir Perpres. Dia tidak menghormati keputusan pengadilan dengan tetap menggusur Bidara Cina. Dia menertawai “diskresi” di skandal barter proyek reklamasi. Dia bikin aturan sendiri yang dia istilahkan dengan “perjanjian preman” atau “the deal of the thugs”. Tidak berlebihan bila aktifis Wignyo Prasetyo bergidik dan bilang, “Mengerikan itu si Ahok.”

Ahok juga punya ciri-ciri diktator seperti digambarkan Ashton Kutcher, “ridiculous leapfrog innovation”.

Chairman Mao Zedong, seorang diktator terbesar sepanjang hayat, pernah merilis program gagal “great leap forward”. Ahok terlalu microscopic dibanding Mao. Namun Ahok punya potensi sebagai diktator edan. Lihat saja gagasan legalisasi prostitusi dan daging anjing. Lalu inovasi sungai dengan menggerakan TNI dan pasukan oranye. Program Qlue yang ditolak Ketua RT/RW dan pemecatan Agus Iskandar, Ketua RW 012 Kelurahan Kebon Melati.

Ahok mengancam Lurah agar pecat Ketua RW. Padahal Ketua RT dan RW dipilih warga via mekanisme demokrasi. Namun, Ahok sama sekali tidak memiliki pemahaman demokrasi sedikit pun. Makanya, dia pede melakukan sesuatu yang “ridiculous”.

ahok-zeng

Pola pembangunan kekuatan diktatorial Ahok bertumpu pada kerja sama dengan “serikat taipan”, militer dan politisi patron seperti Setnov, Luhut Binsar Panjaitan dan Surya Paloh (si Rambo penyelamat sandera Abu Sayyaf).

Saya jadi teringat apa yang disampaikan Bruce Bueno de Mesquite. Begini katanya:

“Dictators, unlike democrats, depend on small coterie to sustain their powers. These backers, generally drawn from the military, the senior civil service, and family clan members, have a synergistic relationship with their dictator. The dictator delivers opportunities for them to become rich, and they protect him from being overthrown.”

Dari sini, jelas bagi saya bahwa Ahok memperkaya Kartini Mulyadi dengan harga NJOP di luar pakem, sebagaimana Podomoro dan konglomerasi besar lain dengan izin proyek reklamasi. In turn, para “backers” ini akan berusaha mempertahankan kekuasaan Ahok. Sekalipun dengan harga nasib rakyat dan demokrasi. (*mc/foto Zeng Wei Jian/Antara)

zeng wei jian

*Zeng Wei JianĀ adalah aktivis 98 yang peduli dan kerap membela kaum tertindas korban arogansi penguasa

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top