Nusantarakini.com, Jakarta-
Senjata SS1 Varian 1 (SS1 V1) buatan PT Pindad yang dipergunakan oleh tim marinir TNI AL mampu menjebol rompi antipeluru dan helm standar tempur milik United State Marines Corps (USMC). Menurut siaran pers dari Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur yang diterima, Kamis (14/07/2016), kemampuan senjata buatan dalam negeri yang digunakan Korps Marinir itu terungkap saat uji setting senjata atau zeroing dalam Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat.
Komandan Satgas Marinir Indonesia, Mayor Mar Indra Fauzi Umar yang membawa 45 anggota pilihan dari Indonesia mengatakan, zeroing senjata dilaksanakan oleh tiga negara yakni Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia yang tergabung dalam satu kompi.
“Seluruh unsur kompi seharusnya melakukan zeroing, tapi kemarin minus New Zealand,” ujar Indra, Hawaii, Amerika Serikat, Minggu (10/7/2016).
Dia menjelaskan, program zeroing senjata merupakan program tambahan yang dilaksanakan sebelum latihan sebenarnya digelar. Zeroing dilakukan untuk membedah setting dan perkenaan senjata yang dipakai oleh anggota kompi. “Zeroing untuk mengenalkan senjata, tujuannya agar bidikan tepat,” jelasnya.
Proses pengenalan senjata antar anggota kompi, kata dia merupakan peristiwa menarik yang ditunggu-tunggu dalam sebuah event latihan bersama. Lanjutnya, setiap negara yang mengirimkan pasukan dalam latihan multilateral biasanya memiliki rasa ingin tahu dan penasaran terhadap senjata yang dipergunakan oleh kontingen negara lain.
“Saat itu USMC menggunakan senjata jenis M4, Australia menggunakan Steyr dan kita (Indonesia) menggunakan produk Pindad,” ucapnya.
Menurutnya, uji tembak dilakukan dalam jarak standar zeroing, yakni 25 meter atau seperempat dari jarak menembak sebenarnya pada saat latihan. Dia menambahkan, seluruh jenis senjata yang akan dipergunakan dalam latihan harus melalui proses zeroing agar dalam satu kompi saling mengetahui kekurangan dan kelebihan perangkat anggota kompi lainnya.
Dia menyampaikan, selain senjata, USMC awalnya menawarkan body armour vest atau rompi antipeluru dan helm untuk dipergunakan dalam latihan. Namun setelah rompi standar mereka tertembus peluru buatan Pindad, USMC membuat laporan resmi kepada atasan mereka. “Di lapangan akhirnya laras senjata kita dicoba sama mereka (kontingen negara lain),” tukasnya.
Perwira menengah yang sehari-hari menjabat sebagai Pabandya Spers Pasmar-2 Jakarta itu menuturkan, berita tembusnya rompi dan helm standar tempur USMC itu menyebar dengan cepat. “Pada acara jamuan makan di KRI Diponegoro kemarin (Kamis) ada Perwira Bintang Satu USMC yang kroscek ke saya,” tuturnya.
Bahkan, kata dia, armour plate atau baja penahan laju peluru pada rompi yang dapat ditembus oleh senjata Indonesia memiliki ketebalan hingga 1,75 centimeter. “Sama M4 dan Steyr cuma penyok, sama peluru kaliber 5,56 centimeter Pindad tembus,” tandasnya.
Keunggulan SS1 V1 buatan Pindad yang melampaui Steyr dan M4 diakuinya dapat menaikkan moral dan kepercayaan diri pasukan. Usai peristiwa itu, bahkan barak tempat kontingen Indonesia berkemah sempat didatangi beberapa anggota marinir asing untuk berkenalan, dan bertukar cinderamata. “Bahkan komandan basis memuji, katanya kalau marinir kita disuruh nembak berlian, pasti kena,” ucapnya.
Hingga bulan Agustus mendatang, sebanyak 45 orang anggota marinir TNI AL akan mengikuti latihan perang bersama dan tergabung dengan 27 negara peserta Rim Of Pacific. Latihan yang diselenggarakan oleh AL Amerika dua tahun sekali di Hawaii itu merupakan latihan multilateral terbesar di dunia. (*mc/foto garudamiliter.blogspot.com/shsbrigade.blogspot.com)