Nusantarakini.com, Jakarta-
Masyarakat Australia sempat dibuat kaget oleh berita banyolan satire yang dimuat media terkemuka Australia, The Backburner (Selasa, 5 Juli 2016).
Pasalnya The Backburner, media terkemuka Australia ini membuat berita banyolan bahwa Pauline Hanson, politisi Anti Islam baru saja memutuskan masuk Islam seketika setelah tak sengaja memakan saus berlabel halal yang selama ini ia tentang mati-matian. Dan parahnya lagi berita ini kemudian banyak disadur oleh berbagai media massa lokal dan internasional.
Pauline Hanson, adalah ketua Partai One Nation, salah satu partai di Australia yang memiliki pemikiran Ekstrem kanan. Seminggu lalu Pauline baru saja terpilih sebagai anggota parlemen dari Partai One Nation. Kemenangan Pauline ini merupakan bukti dan sekaligus peringatan bagi bangsa Australia bahwa gerakan pemikiran politik ekstrem kanan mulai mendapat dukungan dari sebagian masyarakat Australia.
Pauline dan partai One Nation adalah kekuatan politik di Australia yang secara eksplisit menyatakan diri sebagai partai anti Islam. Partai One Nation yang memiliki pemikiran ekstrim kanan ini punya slogan “Islam Has No Place In Australia”. Dalam berbagai kampanye politiknya Pauline selalu menyerukan sikap Anti Islam. Dia dengan terang-terangan menyerukan akan bahaya Islam, hukum syariah dan sertifikasi halal.
Menurut pandangan Partai One Nation, Islam adalah sistem politik totalitarian. Islam tidak mempercayai demokrasi dan terbukti mengancam semua bangsa dan negara yang ada di muka bumi. “Apakah Anda rela bila anak cucu kalian hidup dibawah hukum syariah dan diperlakukan sebagai warga kelas dua tanpa punya hak? Kami tidak rela!” tegas Partai One Nation.
Partai One Nation berjanji akan memperjuangkan pelarangan penggunaan jilbab di ruang publik, menghapus sertifikasi halal, menyetop imigran Muslim, dan akan memasang kamera di setiap masjid.
Partai One Nation juga mengusulkan akan melarang pembangunan mesjid baru sebelum dilakukan penyelidikan terlebih dahulu. Biaya penyelidikan akan dikenakan kepada Muslim yang melakukan poligami dan mempunyai banyak anak. Dan juga melarang penggunaan Al Qur’an dalam pengambilan sumpah jabatan anggota parlemen.
Menyangkut kebijakan sertifikasi makanan halal, partai One Nation mengusulkan penghapusan biaya sertifikasi halal bagi semua perusahaan yang beroperasi di Australia. Dan menyatakan penarikan biaya sertifikasi halal sebagai tindakan melanggar hukum.
Menurut partai One Nation, dana biaya proses sertifikasi halal selama ini banyak digunakan untuk membiayai aksi terorisme. “Dengan membayar sertifikasi produk halal, ini artinya kalian membantu keuangan proses islamisasi Australia, termasuk hukum syariah yang bertentangan dengan konstitusi Australia dan demokrasi” tegas Partai One Nation.
Partai One Nation juga memiliki pandangan yang radikal soal keberagaman budaya. Mereka tidak percaya lagi dengan adanya negara yang menganut keberagaman budaya. “Multi-kulturalisme sudah gagal dimana-mana”, jelas mereka.
Partai One Nation menyatakan akan menghapus undang-undang multi kulturalisme dan diskriminasi rasial yang selama ini berlaku di Australia. Sebaliknya akan menerapkan kebijakan asimilasi, nasionalisme, loyalitas dan kebanggan menjadi bangsa Australia.
Bagi imigran yang ingin masuk Australia harus bersumpah akan loyal kepada bangsa dan negara Australia. “Mereka harus mau menerima nilai dasar dan prinsip warisan budaya, kemasyarakatan, konstitusi, hukum, toleransi, kesetaraan, demokrasi parlementer, kebebasan berbicara dan beragama, serta menerima bahasa Inggris sebagai bahasa nasional,” tegas Partai One Nation.
Partai One Nation juga tidak segan-segan akan menarik diri dari hukum internasional dibawah PBB bila bertentangan dengan kedaulatan dan hukum Australia.
Menyangkut kebijakan imigran manusia perahu, Partai One Nation mengusulkan untuk menerapkan kebijakan seleksi yang sangat ketat. Partai ekstrem kanan ini mengusulkan untuk meninjau ulang kebijakan pemberian tempat tinggal kepada 46.000 manusia perahu yang telah masuk ke Australia.
Menurut partai yang anti imigran Asia ini, para pencari suaka masuk melalui Indonesia menggunakan pasport resmi. Namun kemudian sebagian besar, 80 persen lebih, membuang pasport dan segala identitas diri sebelum masuk ke Australia.
Partai One Nation mengusulkan agar siapa pun yang masuk ke Australia tanpa dokumen yang resmi harus ditolak dan langsung dikirim balik ke negara yang digunakan imigran untuk masuk ke Australia, sebelum dikembalikan ke negara asalnya. (*mk)