Nusantarakini.com, Jakarta-
Kepada Yth.
Bapak Presiden Joko Widodo
Dengan Hormat,
Semoga ada dari pihak istana membaca tulisan ini dan mau menyampaikan isi tulisan ini ke Beliau.
Dua pelajar telah ditangkap gara-gara mereka melakukan demo penolakan atas kedatangan Gubernur DKI Jakarta ke daerah mereka tinggal.
Penolakan kehadiran Gubernur DKI Jakarta untuk meresmikan RPTRA di Penjaringan. Diduga semua pihak sudah mengetahui ini baik dari pihak Gubernur DKI Jakarta maupun aparat penegak hukum.
Sungguh aneh kenapa Gubernur DKI akarta memaksakan tetap datang ke Penjaringan padahal jelas warga di Penjaringan menolak kehadiran Gubernur ini dan sudah bersiap-siap mengadakan demo besar-besaran di jalan menuju lokasi acara peresmian.
Akibat pemaksaan kehadiran Gubernur ini mengakibatkan timbul gesekan antara aparat dan masyarakat setempat yang menyebabkan ada yang terluka baik dari pihak aparat maupun dari pihak masyarakat setempat.
Lalu siapa yang mesti bertanggungjawab atas terjadinya benturan antara aparat dan warga setempat ini? Kenapa sekarang warga yang dipersalahakan dan ditangkap oleh pihak aparat?
Mohon bapak Presiden yang terhormat dapat bertindak adil dengan memerintahkan pihak kepolisian yang melakukan penahanan terhadap dua anak yang masih duduk dibangku SMU ini untuk segera dibebaskan yang mana saat ini dua anak tersebut menjadi tahanan pihak kepolisian gara-gara mereka ikut demo penolakan kedatangan Gubernur DKI Jakarta yang NGOTOT datang ke Penjaringan.
Kalau mau jujur seharusnya Gubernur DKI Jakarta ini juga harus DITANGKAP, bukan hanya dua anak SMU ini. Karena awal permasalahan timbul akibat sikap EGOIS dari Gubernur ini yang diduga sudah MENGETAHUI akan DITOLAK KEHADIRANNYA di Penjaringan, tapi dengan egoisnya memaksakan untuk tetap datang ke Penjaringan yang berakibat terjadinya benturan antara aparat dan masyarakat setempat.
Sehubungan dengan akan datangnya hari KEMENANGAN yang tinggal beberapa hari lagi, saya berharap bapak Presiden Yth., dapat segera memberikan perintah untuk membebaskan dua anak SMU ini agar dua anak ini bisa berkumpul dan merayakan KEMENANGAN bersama-sama keluarganya setelah berpuasa selama hampir satu bulan ini.
Demikian surat terbuka ini saya tuliskan dan MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
TTD
Seng Seng.
(*mc/sumber&foto: Facebook Khoe Seng Seng/Zeng Wei Jian)