Nusantarakini.com, Jakarta-
Konstelasi politik jelang pilkada DKI 2017semakin semarak. Pemanasan suhu politik di Jakarta ini juga dimeriahkan oleh relawan Jokowi yang pernah sukses mengantarkan Jokowi menjadi presiden RI dalam Pilpres 2014, maupun relawan Jokowi-Ahok yang juga sukses mengantarkannya menjadi DKI-1 dan DKI-2 dalam pilkada DKI 2012.
Perseteruan ini juga nampaknya yang mulai memecah belah dukungan mereka dalam pilkada DKI 2107 nanti. Hal ini bermula dari adanya klaim yang dilakukan oleh koordinator Jasmev, Kartika Djoemadi bahwa presiden Jokowi mendukung bacagub petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dibantah oleh sejumlah relawan pendukung Jokowi yang ikut dalam pertemuan Jokowi dengan perwakilan relawan di Istana Negara Jumat (24/6).
Jasmev merupakan relawan Jokowi-Ahok saat Pilgub DKI 2012 dan relawan Jokowi pada pilpres 2014. Diakui Kartika, relawan Jokowi Ahok sempat terpecah soal dukungan. Karenanya, siang tadi Presiden Jokowi mengumpulkan para relawan untuk mendukung Ahok.
“Pak Jokowi enggak mungkin memberikan instruksi secara eksplisit. Tapi dari perbincangan kami, secara implisit terlihat bahwa pilihan kami sudah benar mendukung Ahok jadi gubernur,” kata Kartika di Setia Budi Building, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2016).
Hal ini seperti yang dimuat oleh Metrotvnews.com, “Presiden Jokowi Minta Relawannya Dukung Ahok” (25/6).
Menyikapi klaim dan pemberitaan tersebut, Ketua Umum Sekretariat Nasional (Seknas), Mohammad Yamin membantah jika dalam pembicaraan tersebut presiden membicarakan dukungan terhadap Ahok.
“Dalam pertemuan tersebut kami hanya membahas tentang angkutan lebaran. Dan presiden meminta relawan di semua daerah memantau dan memberikan masukan melalui nomor khusus”, katanya.
Koordinator Relawan Penggerak Jakarta Baru (RPJB), Junaidi yang ditemui Megapolitanpos di Jakarta juga menegaskan bahwa tidak ada pesan pesan khusus Jokowi kepada relawan untuk mendukung Ahok pada pilkada DKI 2017 nanti.
“Bohonglah itu kalau ada yang mengklaim pertemuan kami dalam rangka arahan Presiden kepada relawan untuk mendukung Ahok”, ujar Junaidi yang juga merupakan aktivis KOMRAD sebuah organisasi gerakan mahasiswa di tahun 1998 ini.
Junaidi menambahkan bahwa presiden sebagai simbol pemerintah nasional tidak mungin mengarahkan untuk dukung mendukung dalam pertarungan pilkada DKI nanti itu.
“Jadi sekali lagi bohonglah itu”, tegas Junaidi. (*mc/foto: twitter.com/chirpstory.com)