Nusantarakini.com, Jakarta – Pengamat ekonomi politik, Kusfiardi, berpendapat bahwa saat ini kondisi defisit anggaran semakin memburuk. Jika defisit menyentuh 3% berpotensi melanggar UU dan Presiden bisa digulingkan. Memburuknya defisit anggaran karena tak ada antisipasi kebijakan yang memadai dari pemerintah.
“Pokok soalnya adalah Presiden tidak kompeten, bahkan sejak menjabat sebagai gubernur,” kata mantan pegiat Koalisi Anti Utang ini.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kondisi ini semakin meruyak, banyak persoalan yang tinggal menunggu untuk diletupkan. Ketika ada pihak yang meletupkan bisa jadi situasinya akan sama dengan 1998. Bahkan bisa lebih buruk. Saat itu terjadi pun, rasanya hanya akan mengorbankan rakyat jelata disaat para elitnya berbagi di tengah pesta.
Kusfiardi juga menegaskan bahwa saat ini tekanan terhadap defisit anggaran bukan hanya dari jatuhnya harga minyak dunia. “Tidak usah harga minyak dunia. Dolar saja tidak ada yang bisa tebak nilai tukarnya terhadap Rupiah,” katanya.
Dikatakannya, kurs waktu dolar meroket bahan pangan ikut meroket karena impor dan belinya pakai dolar. Begitupun dengan bahan baku industri yang sangat mengandalkan impor. Sektor strategis dan produktif dibuka buat investor asing.
“Nilai tambahnya ya bukan buat kita lagi. Diakumulasi oleh asing. Kita kebagian sampahnya,” jelas Kusfiardi.
Meskipun begitu, dia juga mengakui bahwa memang ada juga kebagian cipratan, yaitu masalah tenaga kerja. Tapi dibandingkan dengan laba yang direpatriasi oleh investor asing tadi nilainya tidak seberapa. Poinnya adalah menentukan pilihan kebijakan di tengah situasi regional dan global. “Kalau ga punya prioritas dan diturunkan dalam kebijakan yang jelas ya akan makin buruk situasinya,” pungkas Kusfiardi. (*mc)