Nusantarakini.com, Jakarta – Pengumuman berhenti beroperasinya toko buku Gunung Agung di Bandung, mengejutkan publik. Tidak disangka, toko buku yang sudah beroperasi selama 63 tahun ini terpaksa berhenti. Belum jelas apa sebabnya. Akan tetapi terhitung 23 Mei kemarin, cabang toko buku tersebut di Bandung resmi ditutup.
Tanda-tandanya memang sudah lama terlihat. Nusantarakini.com beberapa waktu lalu saat berkunjung di pusat toko buku tersebut di kawasan Kwitang Jakarta Pusat, melihat toko tampak sepi. Isi toko yang biasanya padat, terlihat relatif jarang. Pengunjung pun tidak seramai biasanya.
Meskipun yang ditutup baru cabang yang berada di Bandung, tapi tetap saja penutupan tersebut mengejutkan banyak pihak, terutama para pelanggan buku.
Belakangan bisnis informasi berbasis cetak, termasuk produk seperti buku dan koran, banyak yang gulung tikar. Setelah sebelumnya koran Sinar Harapan ditutup, menyusul kemudian koran Suara Karya, milik Partai Golkar yang usianya pun sudah hampir setengah abad.
Diperkirakan gejala ini merupakan ekses dari berkembangnya bisnis informasi berbasis digital. Saat ini, publik semakin akrab menikmati informasi dan pengetahuan melalui platform digital dan online. Akibatnya, platform berbasis cetak mengalami pengurangan pelanggan. Apakah dampak digitalisasi dan online tersebut yang menjadi salah satu faktor tutupnya toko buku legendaris ini, masih perlu pendalaman.
PT. Toko Gunung Agung Tbk atau lebih dikenal dengan Toko Gunung Agung merupakan perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia. Perusahaan ini mulai didirikan pada tahun 1953 oleh Tjio Wie Tay. Ia memulai usaha toko buku ini di Jalan Kwitang, Jakarta dan tidak memindahkan kantor pusatnya hingga sekarang. Sejak tahun 1991, Toko Gunung Agung telah menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia); dan merupakan satu-satunya toko buku dan alat tulis di Indonesia yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saat ini, Toko Gunung telah memiliki 30 cabang di kota besar Jawa & Bali dengan luas area penjualan 28.000 meter persegi; 20 cabang di antaranya berada di Jakarta dan sekitarnya.
Selain memiliki Toko Gunung Agung, saat ini PT. Toko Gunung Agung Tbk juga memiliki 4 cabang toko buku dengan merek dagang TGA Bookstore yang berada di Senayan City, Pondok Indah Mall, ANZ Square Building Podium Thamrin Nine dan Mal Galaxy, Surabaya. Perbedaan antara Toko Gunung Agung dengan TGA Bookstore adalah dari segi segmen pasar yang dituju: TGA Bookstore lebih membidik pasar kelas menengah ke atas, sehingga barang-barang yang dijual disesuaikan dengan target pasar, khususnya buku-buku impor.
Perusahaan tersebut saat ini memiliki 3 anak perusahaan, yaitu PT. Perdana Makmur Agung, yang bergerak di bidang ekspor impor dan distribusi, PT. Ayu Masagung, yang bergerak di bidang perdagangan valuta asing dan PT. Timpani Agung, yang bergerak di dalam bidang penerbitan. (sed)