Analisa

REFLEKSI. Macam-macam Manusia Karena Macam-macam Jiwanya

Nusantarakini.com, Tangerang –

Kadang saya berpikir, kenapa manusia ini macam-macam tingkahnya? Seperti saat tulisan ini lahir di bandara Soetta, saya memperhatikan macam-macam manusia yang lalu lalang di hadapanku. Ada yang berjalan songong, ada yang lagaknya kayak melenggang di cat walk, dan ada yang celingukan, kayak berjalan di hadapan ribuan pasang mata ular yang mengintai untuk menerkamnya. Tapi tentu ada yang berjalan tenang, teguh dan fokus. Sampailah saya pada kesimpulan, bahwa hal itu merupakan cerminan jiwa dari manusia-manusia yang lalu lalang itu.

Al-Qur’an cukup banyak menguraikan sifat dan panorama jiwa manusia. Karena jiwa manusia dari dulu hingga sekarang, tak ada yang berubah.

Walaupun teknologi telah berkembang pesat, jiwa manusia tetap begitu-begitu saja. Yang jiwanya busuk, tetaplah busuk. Yang jiwanya damai, tetaplah damai. Yang jiwanya wangi dan segar, tetaplah wangi dan segar.

Allah menjuluki jiwa yang baik dengan sebutan jiwa yang sentosa, puas dan dipuaskan. Nafsul Muthmainnah, Nafsul Radliyatul Mardhiyyah.

Allah mengabadikannya dalam Al-Qur’an, dengan sebuah untaian kalimat nan indah: “Yaa ayyatuhannafsu al muthmainnah, irji’iy ila rabbiki raadliyatan mardliyyah. Fadkhuliy fi ‘ibadiy, wadkhuliy jannatiy.”

Ada yang unik dengan perkara kata nafsu. Nafsu secara karakter dikategorikan feminin. Halus. Padahal nafsu itu secara isim, mudzakkar (male). Tapi digunakan susunan kalimat yang mengiringinya muannats (female). Ayya(tuha), muthmainna(h), irji(‘y), rabbi(ki), dst, itu semua bentuk muannats. Kenapa muannats? Itu karena jiwa manusia itu lembut dan cenderung pada ketenangan. Sedangkan lembut dan tenang itu dinisbahkan kepada perempuan (female). Itulah sebabnya, walau pun bentuk kata nafsu, mudzakkar (male), tapi rangkaian kalimatnya tetap menggunakan muannats.

Alhasil, jiwa atau nafsu itulah memancarkan  ke permukaan dalam bentuk dan wujud gaya dan sifat manusia. Pernahkah Anda mengenal ragam manusia?

Ada manusia liatnya saja bikin malas. Tapi ada liat manusia bikin hati tenang dan suka. Kenapa bisa begitu? Karena begitulah pancaran jiwa dari pedalaman hatinya.

Jadi ada manusia, dengan jenis berikut:

Bikin jengkel
Bikin benci
Bikin muak
Bikin seger
Bikin kangen
Bikin malas pisah
Bikin sedih
Bikin semangat
Bikin rajin
Bikin gemes
Bikin ngantuk
Bikin ketawa
Bikin marah
Bikin takut
Bikin sehat

Bikin lapar
Bikin lemas
Bikin susah
Bikin bahagia
Bikin haru
Bikin tenang
Bikin taubat

Banyak sekali, ya? Kamu jenis manusia yang mana?

 

~ Kyai Kampung

Terpopuler

To Top