Gaya Hidup

Tiap Tahun Triliunan Rupiah Laba Bersih Diraup Perusahaan Rokok. Dikemanakan Uang Itu?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Ada yang bilang, rakyat Indonesia dijajah oleh mie instan dan rokok. Cukup dengan mie instan dan rokok, maka tenaga, tanah dan air Indonesia serta kekuasaan politiknya sudah dapat diambil alih dengan tenang dan senyap. Betulkah itu?

Memang boleh dikata hanya di Indonesia, rokok menelurkan raksasa-raksasa orang kaya di tengah orang-orang miskin melarat yang ketergantungan mengisap rokok. Wajarlah bila kemudian, para pengusaha rokok, dari Gudang Garam, Djarum, Sampoerna hingga Bentoel melebar usahanya hingga ke perbankan, perkebunan, property dan lain-lain. Sebabnya, bisnis rokok bagaikan bisnis candu, yang kepastian pasarnya terjamin dan terus bertumbuh, kendati kurs rupiah terkoreksi.

Bagaimana dahsyatnya keuntungan yang mereka raih, di bawah ini disajikan catatannya.

Perusahaan rokok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Semester I tahun 2017 ini, mencatatkan keuntungannya yang luar biasa.

PT Gudang Garam (GGRM)

Gudang Garam yang bermarkas di Kediri ini mencatat kenaikan laba bersih sebesar 8,81% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Gudang Garam mengantongi laba sebesar Rp3,13 triliun pada semester I-2017 dari sebelumnya Rp2,87 triliun di semester I-2016.

Adapun kenaikan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan di semester I-2017 yang naik Rp3,28 triliun atau 8,88% ke Rp40,25 triliun. Perseroan mencatat, biaya pokok penjualan juga meningkat ke Rp31,82 triliun dibandingkan semester I-2016 sebesar Rp28,92 triliun.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

Laba bersih Sampoerna pada enam bulan pertama di 2017 sebesar Rp6,05 triliun.

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM)

Wismilak Inti Makmur mencatat laba bersih di semester I-2017 sebesar Rp49,21 miliar, sedikit menurun dibandingkan semester I-2016 sebesar Rp60,8 miliar. (gtr)

Terpopuler

To Top