Nasional

Lewat Program Menyapa Pelosok, Jarnas ABW Jambi Peroleh Temuan Menarik di Daerah

NUSANTARAKINI.COM _ Sebagian besar hasil survei dari berbagai lembaga survei menunjukkan, posisi bacapres (bakal calon Presiden) 2024, Anies Baswedan masih berada di urutan ketiga dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Sementara, khusus di Provinsi Jambi, elektabilitas Anies juga cenderung stagnan. Hal inilah yang menjadi cambukan bagi relawan Anies untuk mendongkrak suara agar menang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024. Dengan sumber daya yang terbatasJarnas (Jaringan Nasional) ABW Jambi, berusaha menaikkan elektabilitas Anies semaksimal-maksimalnya.

Melalui program ‘Jarnas ABW Jambi Menyapa Pelosok’, mereka mendatangi daerah-daerah untuk mendapatkan informasi tentang penyebab elektabilitas Anies yang cenderung stagnan di sana.

Dari program tersebut, Jarnas ABW memperoleh beberapa temuan menarik untuk menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan ke depannya.

“Figur Anies Baswedan belum populer di masyarakat pelosok karena umumnya sumber informasinya adalah televisi, medsos, dan baliho atau alat peraga. Sangat terbatasnya, sistem komunikasi sosial masyarakat juga sangat terbatas yang membuat akses informasi tentang Anies masih sangat minim,” kata Muhammad Agus Widiyanto dalam rilis yang diterima Nusantarakini.com, Jumat (2/6/2023) malam.

Persoalan kedua, kata Agus adalah calon yang di-endorse pemerintah lebih populer di pelosok terutama di kalangan penerima bansos (bantuan sosial) program-program pemerintah lainnya.

“Masyarakat pelosok, secara umum  karakternya adalah praktis-pragmatis. Yaitu menilai calon dari manfaat langsung yang diperolehnya,” tambahnya.

Ketua dan DPW Jarnas ABW Jambi dan penasehat menyusui Sungai Batanghari menuju Marasebo, Kabupaten Muara Jambi untuk menyapa masyarakat Pelosok

Selanjutnya, Agus menuturkan, masih banyak disinformasi dan black campaign yang ditujukan kepada sosok Anies. Akibatnya, prestasi dan legacy selama jadi Gubernur DKI pun dianggap buruk, bahkan dominan labeling negatif.

“Seperti gagal memimpin Jakarta, Jakarta makin hancur, menjalankan politik identitas yang memecah belah, dan lain-lain. Karena itulah perlu informasi yang berimbang dan valid,” lanjut Agus.

Sementara, situasi ekonomi saat ini semakin sulit. Agus menjelaskan, pasca pandemi kehidupan ekonomi di pelosok belum pulih, bahkan pendapatan keluarga terus merosot.

“Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah pusat, tidak begitu dirasakan. Masyarakat pelosok malah menghadapi jalan kampung yang rusak dan mereka berharap pemerintah segera berganti dengan pemerintah yang dapat mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik,” tuturnya.

Dalam rangka meningkatkan elektabilitas dengan mendatangkan Anies ke Jambi, Jarnas ABW Jambi sangat realistis, sepanjang sistemnya masih one man, one vote, dan one value.

“Maka, perlu effort atau issue besar untuk dapat mendatangkan Anies ke Jambi. Mengingat dari data dan fakta bahwa untuk Provinsi Jambi terdiri dari 1 dapil saja,” ungkapnya.

Jarnas ABW Jambi menyapa dan mendengarkan aspirasi masyarakat di pelosok Marosebo, Muaro Jambi.

Pada Pilpres 2019, tercatat ada 1,8 juta suara sah. Sedangkan, untuk tahun 2024, diperkirakan 2,1 juta suara.

“Secara nasional terhitung kecil apalagi dibandingkan dengan provinsi di Jawa. Namun dari angka-angka ini, Jarnas ABW Jambi tetap berusaha agar suara Anies di Jambi berkontribusi pada rekapitulasi nasional,” terangnya.

Karena itulah, Jarnas ABW Jambi mendorong para relawannya untuk lebih pro aktif menyapa masyarakat.

“Relawan harus berani tampil sebagai representasi Anies di daerah. Dengan menunjukkan karakter dan sifat-sifat utama beliau, seperti jujur, cerdas, amanah, dan lain-lain,” pungkasnya.

Terpopuler

To Top