Kolaborasi Kemenkeu, Bank DKI ingin Pastikan KUR Tepat Sasaran

NUSANTARAKINI.COM-Bank DKI berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait penggunaan sistem informasi kredit program (SIKP) untuk penatausahaan dan pengelolaan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama oleh Direktur Ritel dan Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi bersama Direktur Sistem Manajemen Investasi Kemenkeu, Syafriadi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Terkait hal tersebut, Direktur Ritel dan Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi langkah ini sebagai upaya memaksimalkan penyaluran KUR secara tepat sasaran. Apalagi, kata Babay, Bank DKI menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp 1 triliun pada 2022.

“KUR tersebut akan diberikan kepada pelaku UMKM di wilayah operasional Bank DKI baik debitur eksisting, anggota JakPreneur, dan pedagang Perumda Pasar Jaya. Tentunya melalui kerja sama ini, dapat semakin meningkatkan efektivitas penyaluran kredit,” kata Babay kepada wartawan, Ahad (3/4/2022).

Babay menjelaskan, SIKP merupakan suatu sistem aplikasi yang dibangun untuk mempermudah pelaksanaan kredit program khususnya KUR. SIKP bertujuan menjadi basis data usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terpercaya dan dapat dijadikan rujukan bagi Bank DKI untuk penyaluran kredit yang efektif.

“SIKP juga didorong untuk dapat menjadi alat pemercepat proses pembayaran tagihan subsidi kredit program seperti kredit usaha rakyat,” ungkap Babay.

Babay berharap penyaluran KUR oleh Bank DKI dapat menjadi salah satu stimulus pertumbuhan perekonomian di tanah air, terutama pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, katanya, penyaluran KUR ini juga menjadi bentuk sinergi antara BUMD DKI Jakarta bersama dengan BUMN, Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat dalam rangka mendukung pemberdayaan UMKM.

“Pada tahun 2021, penyaluran kredit mikro Bank DKI mengalami pertumbuhan 31,75 persen,” tuturnya.

Lebih lanjut, Babay mengatakan, selain KUR, Bank DKI sebagai BUMD DKI Jakarta yang mendukung pengembangan UMKM juga menyediakan berbagai produk kredit dan pembiayaan. Dia mencontohkan Monas 25 yang dapat dipergunakan sebagai fasilitas kredit untuk modal kerja dengan plafon kredit mulai dari Rp 5 juta sampai dengan Rp 25 juta.

“Kredit Monas Pemula juga dapat digunakan baik untuk modal kerja maupun investasi produktif dengan maksimal plafon kredit Rp 10 juta,” jelas dia.

Bank DKI, kata Babay terus meningkatkan perannya melalui penyediaan beragam produk digital seperti e-Form Micro Loan, JakOne Abank, E-Order, dan scan to pay QRIS yang dapat menunjang pengembangan UMKM mulai dari pembiayaan hingga kemudahan bertransaksi. Di sisi fasilitas pembiayaan, tutur dia, Bank DKI melakukan digitalisasi dengan menghadirkan fasilitas pembiayaan yang didukung dengan digitalisasi layanan seperti e-Form Micro Loan.

“Layanan e-Form Micro Loan merupakan layanan pengajuan permohonan kredit mikro Bank DKI secara online. Melalui e-Form Micro Loan, UMKM yang ingin mengajukan permohonan pembiayaan dapat langsung mengajukan permohonan di mana saja dan kapan saja secara daring,” kata Babay.