Nusantarakini.com, Pasuruan –
Ijinkan supir trailer yang lemah dan dhaif perkara agama bertanya tentang dari mana nama sebutan, “Gus?” Jika Sampeyan anak seorang Kiai, pastilah nama baik beliau tercoreng mukanya, kecuali nama Gus itu hanya keren-kerenan bukan sebagai keturunan seorang ulama atau kiai
Pertanyaan kedua, “Sampeyan dulu ngajinya di mana dan gurunya siapa? Karena saya mau menukil kata bijak dari Pramoedya Ananta Toer yang dianggap berpikiran kiri di masanya, “guru yang baik saja bisa melahirkan murid seorang bandit. Apalagi gurunya adalah bandit!”
Menyandang gelar Gus di nama Nadjib adalah untuk menghormati bapak Sampeyan yang notabene seorang Kiai di pulau Jawa. Janganlah buat malu beliau sebagai bapak dengan menunjukkan kebodohan terhakiki
Gus Nadjib, “apakah Sampeyan lupa tentang surah Al Ahzab 59 dan An Nur 31 ataukah ngajinya masih baru tuntunan Alif Ba Ya?”
Gus Nadjib semoga pertanyaan sederhana seorang supir trailer ini bisa Sampeyan jawab dengan jujur dan benar, jika merujuk acuan Al Qur’an seharusnya seorang bergelar Gus sangat malu dengan postingan bodohnya
Jika. Sampeyan mengatakan cadar tidak wajib, saya akan mendukung Anda sepenuhnya. Dengan catatan, semuanya bisa situasiYonaL, dan belum ada ayat perintahkan mewajibkan seorang wanita harus bercadar
situasiYonaL bagaimana? Dalam ruang lingkup lebih kecil seorang wanita bisa mewajibkan dirinya bercadar, anak perempuannya juga memakai cadar. Tapi di ruang lebih luas jelas tidak bisa, alasannya jelas setiap wanita boleh berpakaian nyaman sesuai seleranya
Jilbab itu tidak wajib Gus, tapi menutup aurat hukumnya wajib!
Cadar itu tidak wajib (situasiYonaL). Catat ya!
Saran saja dari seorang supir trailer yang kadang shalat saja bolong-bolong sok-sokan menasehati anak seorang Kiai, sebaiknya kita ngaji bareng di pesantren untuk mendalami Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Ben cangkem Sampeyan ora asal njeplak mengingkari firman Allah, paham sampai di sini?
Pasuruan, 13 February 2021.
Sayuh, Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas.
