Waketum PBB: Mahathir Menang, Inspiratif! Politik Pro China Bisa Gagal, Lho, Sekarang!

Nusantarakini.com, Jakarta –

Pemilu Malaysia memang jadi sorotan internasional. Sebabnya adalah menjadi pertaruhan bagi kelangsungan pengaruh China di Asia Tenggara dan dunia pada umumnya.

Semenanjung Malaysia, merupakan rute terpenting bagi proyek global China untuk mengintegrasikan ekonomi dan politik dunia ke dalam konsentrasi negara panda tersebut dengan apa yang disebut, Jalur Sutera Baru. Namun, dengan tumbangnya Najib Razak sebagai mitra penting China di Asia Tenggara, maka akan mengubah peta kekuatan China di Asia Tenggara.

Sebagaimana yang dilaporkan media internasional, BN hanya memperoleh 79 kursi, sedangkan PH pimpinan Mahathir meraup 122 kursi.

Kemenangan Mahathir Mohammad menyuntikkan secara signifikan moral bumi putera yang merasa terancam selama ini oleh gelagat rekolonialisme China Komunis yang merengsek ke Asia Tenggara.

Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu, isu merengseknya model penjajahan baru China di Asia Tenggara, telah menyulut penentangan dari Malaysia hingga Indonesia. Mahathir adalah salah seorang tokoh yang paling vokal menentang gejala rekolonialisme ini. Dia sempat menjanjikan dalam kampanyenya, bahwa jika terpilih sebagai PM, dia akan mengevaluasi proyek-proyek milik China Komunis di Malaysia. Waketum PBB mengapresiasi perubahan peta politik Malaysia yang drastis tersebut.

“Jelas bahwa kemenangan Mahathir ini merupakan jawaban rakyat Malaysia yang tidak sudi negaranya jatuh dalam kolonialisme dalam bentuk apa pun. Bagi kami ini juga kemenangan visi dan moral politik PBB juga. Karena kami sangat menentang segala bentuk rekolonialisme,” ujar Jurhum Lantong, Wakil Ketua Umum PBB.

Dia juga menyatakan, bahwa dirinya gembira dengan fenomena politik Malaysia sekarang ini. “Kami harap moral dan spirit kemenangan mereka tersebut dapat menginspirasi dengan cepat ke bangsa kami, Indonesia, yang persoalannya juga hampir sama,” tambahnya.

Mantan aktivis HMI ini juga mensinyalir, bahwa kemenangan Mahathir ini dapat menggagalkan politik pro China yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia sekarang ini.

“Jika tak ada rintangan, kami berpikir dalam waktu dekat, akan membangun komunikasi dan kerjasama dengan PM yang terpilih ke depan, demi kemajuan partai kami, dan tentunya bagi kemajuan bangsa kami,” pungkas Jurhum Lantong. (htt)