Analisa

Kenapa Jokowi Harus Diganti?

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Karena Jokowi tidak memiliki kompetensi dasar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Karena Jokowi tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin, apalagi untuk level negara dalam teori kepemimpinan Max Weber maupun teori Maxwell.

Karena Jokowi memiliki legitimasi yang sangat minim dalam rimba demokrasi modern, khususnya negara yang demokrasi nya masih merangkak seperti indonesia.

Karena Jokowi tidak memiliki kapasitas dan dan kompetensi sebagai presiden, tidak memiliki karakter yang kuat dan wibawa yang cukup.

Karena Jokowi tidak memiliki Kompetensi dan literasi dalam pemahaman bernegara yang utuh, Jokowi gak paham banyak isu penting, keamanan, politik, budaya, struktur masyarakat, militer, Hub Internasional, dst, Jokowi sangat lemah dalam banyak bidang.

Karena Jokowi tidak memiliki arah dan narasi dalam membangun indonesia, oleh sebab itu, negara dibawah Jokowi rentan diselewengkan dan dimanfaatkan demi kepentingan orang orang jahat untuk kepentingan pribadi mereka masing masing.

Karena Jokowi tidak memiliki legitimasi politik yang kuat dimata rakyat, dia bukan ketua umum partai berpengaruh, bukan tokoh berkarakter kuat, juga secara de facto gak punya kekuasaan atas mayoritas kursi di parlemen.

Karena Jokowi tidak memahami sama sekali kontruksi negara demokrasi modern, juga tidak cakap dalam memahami banyak isu isu krusial dan darurat disebuah negara ketiga seperti indonesia.

Karena Jokowi tidak memiliki kemampuan manajerial negara yang baik, selama ini bisa dikatakan, negara ini autopilot dan nahkoda nya gak ada, makanya negara ini saat ini dikelola dengan logika amatiran.

Karena Jokowi tidak cakap sama sekali dalam memahami konstitusi dasar negara ini, maka jangan heran, gaya kepemimpinan jokowi hanya sebatas simbolis dan ceremoni nihil makna dan orientasi, jangan heran kalau Jokowi bertindak persis seorang petugas partai bukan pemimpin.

Kalau kita merujuk kepada teori kelas Politiknya Dua ilmuan politik besar italia Vilfredo Pareto dan Gestanae Mosca, Jokowi sama sekali gak masuk kategori kelas elit politik yang memiliki keahlian dan kelebihan khusus sebagai elit politik, kelas Jokowi setara dengan kelas rakyat biasa.

Kalau kita merujuk kepada teori elit politik dalam logika Samuel P Huntington, bahwa kalangan elit politik cenderung anti sama agama, maka posisi jokowi disini cukup jelas, dia masuk kategori elit politik “karbitan” yang juga tidak paham bahkan cuek sama agama, minimal dia gak peduli dengan isu isu ini dengan bukti nyata banyaknya kasus kriminalisasi agama dan ulama di era jokowi yang belum tuntas.

Karena kembali lagi, bahwa sosok jokowi bukanlah sosok yang layak memimpin indonesia, apalagi jika bicara dengan tujuan indonesia yang ingin menjadi negara kuat dan berdaulat, adanya Jokowi di istana justru mengaburkan cita cita besar itu.

Karena Jokowi memang belum memiliki cara pandang yang integral juga komperhensif tentang konsep negara ini, makanya saat ini indonesia berjalan tanpa arah, Jokowi hanya ingin dipertahankan oleh mereka yang memiliki kepentingan individu, bisnis dan kelompok, Jokowi bukan diinginkan oleh rakyat, buktinya banyak hasil survei dan jajak pendapat menempatkan sisa elektabilitas Jokowi yang sangat memprihatinkan sebagai petahana, yaitu dibawah angka 40%, ini sinyal kuat Jokowi tidak diinginkan lagi oleh mayoritas rakyat indonesia.

Karena Jokowi memang tidak mampu menjadi komunikator juga katalisator bangsa yang bertindak sebagai pemersatu dan perekat bangsa ini, tapi yang ada, sejak jokowi jadi presiden, negara ini justru jatuh kedalam polarisasi sosial politik yang tajam antara muslim mayoritas dengan kalangan pemilik modal yang ingin menguasai NKRI, yang secara gak langsung negara lebih berpihak kepada pemodal daripada kedaulatan suara rakyat.

Atas dasar semua alasan diatas, maka sudah sangat darurat mengganti presiden jokowi dengan tokoh lain yang jauh lebih mumpuni dan lebih paham masalah, sudah sangat darurat 2019 ganti presiden dikotak kotak suara, rakyat harus cerdas dan paham akan urgensi hal ini, Indonesia punya banyak stok orang cerdas.

Atas dasar semua alasan diatas, maka Mempertahankan jokowi adalah tindakan salah kaprah dalam politik yang akan membawa indonesia menjadi negara yang semakin terpuruk dimasa yang akan datang, kita harus hentikan hal ini lewat hak hak konstitusional yang melekat pada diri kita masing masing.

Mari kita ganti presiden, mari kita songsong indonesia baru yang jauh lebih sehat, berdaulat, makmur dan terarah, mari kita bekerja keras 2019 agar indonesia memiliki seorang pemimpin yang cakap, baik dalam logika agama maupun dalam rumus dan nalar negara. [mc]

*Tengku Zulkifli Usman, Analis Politik, Tinggal di Jakarta.

Terpopuler

To Top