Nusantarakini.com, Jakarta –
Pada masa kepemimpinan Raja Faisal Bin Abdul Aziz, Arab Saudi merupakan negara yang sangat keras menentang penjajahan Zionis Israel atas bangsa Palestina. Dalam berbagai kesempatan di forum-forum Internasional, Raja Faisal secara Istiqomah memperjuangkan hak-hak warga Palestina.
Berikut ini salah satu dialog antara Raja Faisal Bin Abdul Aziz dengan Presiden Perancis Charles de Gaulle tentang Palestina. Dalam dialog ini Raja Faisal dengan sangat tegas menyatakan pembelaan terhadap Palestina dan gaya bahasanya yang sangat lugas membuat Presiden Charles kehilangan kata-kata (speechless).
Presiden Charles : “Kami dengar Tuan Raja ingin sekali menendang Israel ke laut, sementara keberadaan Israel ini sudah menjadi sebuah realita yang harus diterima, dan tidak seorangpun di dunia ini boleh menolak keberadaannya”.
Raja Faisal Menjawab: “Saya benar-benar heran dengan pernyatanmu itu tuan Presiden. Hitler pernah menduduki Paris, dan pendudukan itu sudah menjadi realita yang harus diterima. waktu itu seluruh Prancis sudah menyerah kalah dan bertekuk lutut. Tapi waktu itu anda tidak menyerah dan terus berjuang melawan apa yang tadi anda sebut sebagai sebuah realita yang harusnya anda terima begitu saja, sampai akhirnya anda sukses. Baik anda maupun bangsa anda tidak pernah mau menerima sebuah realita yang sudah terjadi. Makanya saya sangat heran ketika anda meminta saya untuk menyerah begitu saja menerima realita israel ini. Anda sudah pernah merasakan bagaimana bangsa lemah dijajah oleh bangsa kuat, wahai Tuan Presiden”.
Kagum dan kaget mendapatkan jawaban super telak tersebut, Presiden Charles de Gaulle menurunkan intonasi bicaranya: “Tetapi wahai tuan raja, orang-orang yahudi mengatakan bahwa Palestina adalah tanah leluhur asli mereka, dan nenek moyang senior mereka dilahirkan di sana”.
Raja Faisal menjawab, “Tuan Presiden, saya masih belum bisa memahami anda, bukankah anda orang yang taat beragama dan mengimani kitab suci anda. Tentunya anda senantiasa membaca kitab suci anda. Anda tentunya pernah membaca bahwa yahudi datang dari Mesir lalu mereka menyerang Palestina, membakar kota-kota, membunuh anak-anak dan wanita, lalu menaklukkan Palestina. Bagaimana mungkin anda bisa mengatakan bahwa Palestina adalah tanah leluhur mereka? Palestina adalah tanah asli suku Arab Kan’an, dan yahudi adalah penjajah. Itu yang tertulis dalam alkitab anda. Dan anda ingin mengembalikan penjajahan yan pernah diwujudkan Yahudi pada 4000 tahu yang lalu, tapi kenapa anda tidak ingin mengembalikan penjajahan Roma terhadap Prancis yang baru saja terjadi pada 3000 tahun yang lalu? Apakah kita harus menata ulang peta dunia demi kepentingan yahudi, tetapi kita tidak mau menata ulang peta dunia untuk kepentingan Roma? Anda juga tentunya belum lupa, kalau kami Muslim Arab pernah menduduki Selatan Prancis selama 200 tahun, sementara yahudi kuno menduduki Palestina cuma 70 tahun doang lalu kembali terusir kelaur Palestina”.
“Tapi yahudi mengklaim bahwa nenek moyang mereka terlahir di sana!”, balas Presiden Charles.
“Anda ini benar-benar aneh. Sekarang di paris ada 150 kedutaan asing. Mayoritas Dubes-Dubes dan para Diplomat sempat melahirkan anak-anaknya di Paris. Kalau suatu saat anak-anak kelahiran Paris itu datang ke Prancis dan menuntut anda untuk meninggalkan negeri ini untuk diduduki oleh mereka yang pernah terlahir di Paris, maka akan seperti apa nasib Paris? Paris akan menjadi milik siapa?”.
Presiden Charles terdiam! Lalu dengan suara yang berat, Presiden Charles berkata, “Ok, sekarang baru saya mengerti permasalahan Palestina yang sesungguhnya”. Selanjutnya Prancis menyetop senjata yang dipasok ke Israel yang saat itu dipasok oleh Prancis.
dikutip dari shasha.ps dan dialihbahasakan oleh Ustadz Syafruddin. (edt)